Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Memperbaiki Kualitas dan Kuantitas Tulisan secara Bersamaan, Apakah Mungkin?

9 Desember 2022   15:15 Diperbarui: 9 Desember 2022   20:50 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menulis. www.freepik.com

Sebuah tulisan bisa didefinisikan berbobot secara kualitas jika mampu memberi kesan dan pesan pada pembaca. Untuk memenuhi kedua syarat ini setidaknya seorang penulis harus menguasai tiga hal.

Pemilihan Kata

Kata yang tepat dapat memberikan pesan lebih baik bagi pembaca. Disamping itu, pemilihan kata yang sesuai konteks tulisan juga memberi kesan tersendiri pada benak pembaca.

Lebih jauh lagi, kata-kata dapat memberi gambar yang membuat pembaca lebih gampang memahami konteks tertentu. Hal yang rumit bisa dijelaskan dengan mudah jika kata yang dipakai mewakili pesan yang disampaikan.

Sebaliknya, pemilihan kata yang salah akan membuat sebuah tulisan sulit dipahami dan pada akhirnya pesan dan kesan yang disampaikan tidak sampai pada benak pembaca.

Koneksi antar Paragraf

Kata yang sesuai belum cukup untuk memberi pesan dan kesan pada pembaca. Agar pembaca lebih tajam mengingat pesan penulis, kalimat juga harus terhubung dengan baik. Begitupula dengan paragraf, hendaknya satu paragraf terikat secara pesan dengan paragraf yang lain.

Seringkali, seorang penulis tidak mengikat paragraf dengan kuat. Artinya, pesan yang ingin disampaikan ke pembaca tidak saling terhubung antar kalimat, sama halnya dengan paragraf.

Untuk mengikat pesan antar kalimat, penulis perlu memakai kata penghubung dengan baik, termasuk pemilihan kata yang berfungsi sebagai transisi.

Menghindari Pengulangan Kata

Sebagaimana pentingnya pemilihan kata yang tepat, pengulangan kata juga perlu diperhatikan dengan baik. Penulis bisa membatasi pemilihan kata yang sama dalam paragraf, jika perlu pilihlah kata lain dengan makna yang sama.

Pemakaian kata yang sama dalam sebuah paragraf akan membuat pembaca sulit menangkap pesan penulis. Usahakan untuk memaparkan ide dalam kalimat yang pendek namun terarah, ketimbang menulis kalimat panjang dengan fokus terpencar.

Memberikan ilustrasi dalam sebuah paragraf bisa membantu penulis untuk menghindari mengulang kata yang sama. Misalnya, berika analogi tertentu yang bisa dikaitkan dengan arah pesan sebuah paragraf. Contohnya, perkembangan teknologi yang pesat bisa dianalogikan dengan percepatan moda transportasi.

Tentunya, dengan memperhatikan pesan yang ingin disampaikan dan persamaan logika analogi yang ingin dipaparkan. Pembaca juga akan lebih mudah mengasosiakan penulis dengan kesan tulisan yang didapat.

Memperbaiki kualitas dan Kuantitas secara Bersamaan

Apakah seorang penulis bisa menyelaraskan kualitas tulisan dan pada saat bersamaan mengejar jumlah tulisan yang lebih banyak?

Saya rasa secara logika ini mungkin saja dilakukan. Meskipun demikian, penting bagi penulis untuk terlebih dahulu menganalisa karakter tulisan.

Yang saya maksud disini adalah, seorang penulis perlu tahu secara persis tulisan jenis apa (genre) yang dinikmati. Dengan kata lain, apakah penulis mengetahui kelebihan dan kekurangannya?

Sebagai contoh, saya pribadi lebih mudah menulis tentang parenting dan pendidikan karena memang menguasai dua bidang ini secara keilmuan.

Oleh karena itu, untuk menghasilkan tulisan yang berkualitas saya condong memilih dua topik ini. Alasannya,Pertama: saya tidak harus menulis lama dan kedua: saya lebih mudah menganalisa konten tulisan.

Jadi, secara kualitas saya bisa menulis salah satu dari dua topik ini setiap harinya dan saya tahu pasti tulisan ini memiliki poin lebih tinggi secara kualitas.

Sedangkan untuk jenis tulisan lainnya, saya menuliskan hal-hal yang bersifat ringan (soft). Saya tidak perlu menguasai topik ini dengan baik. Ya, apa saja yang terlintas bisa saya tuliskan, baik itu pengalaman harian atau hasil bacaan.

Dengan cara ini, saya bisa menghasilkan 1 atau 2 tulisan berbobot secara kualitas dan tetap berusaha menulis 1 atau 2 topik ringan yang tidak terlalu menuntut waktu.

Ringkasnya, saya bisa jadi membutuhkan 1-2 jam untuk satu tulisan berbobot, lalu untuk 1-2 jam lainnya saya bisa menulis topik berbeda dengan jumlah 2-3 tulisan.

Total waktu yang saya butuhkan adalah 4-5 jam untuk menghasilkan 4-5 tulisan. Secara bersamaan, saya menelurkan dua artikel berkualitas dan 2-3 artikel katagori ringan.

Saya yakin setiap orang punya cara tersendiri dalam menulis. Namun demikian, seorang penulis harus mampu menganalisa kemampuan menulisnya dengan terukur untuk bisa memperbaiki kualitas tulisan dan menambahnya secara kuantitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun