Tentunya, dengan memperhatikan pesan yang ingin disampaikan dan persamaan logika analogi yang ingin dipaparkan. Pembaca juga akan lebih mudah mengasosiakan penulis dengan kesan tulisan yang didapat.
Memperbaiki kualitas dan Kuantitas secara Bersamaan
Apakah seorang penulis bisa menyelaraskan kualitas tulisan dan pada saat bersamaan mengejar jumlah tulisan yang lebih banyak?
Saya rasa secara logika ini mungkin saja dilakukan. Meskipun demikian, penting bagi penulis untuk terlebih dahulu menganalisa karakter tulisan.
Yang saya maksud disini adalah, seorang penulis perlu tahu secara persis tulisan jenis apa (genre)Â yang dinikmati. Dengan kata lain, apakah penulis mengetahui kelebihan dan kekurangannya?
Sebagai contoh, saya pribadi lebih mudah menulis tentang parenting dan pendidikan karena memang menguasai dua bidang ini secara keilmuan.
Oleh karena itu, untuk menghasilkan tulisan yang berkualitas saya condong memilih dua topik ini. Alasannya,Pertama: saya tidak harus menulis lama dan kedua: saya lebih mudah menganalisa konten tulisan.
Jadi, secara kualitas saya bisa menulis salah satu dari dua topik ini setiap harinya dan saya tahu pasti tulisan ini memiliki poin lebih tinggi secara kualitas.
Sedangkan untuk jenis tulisan lainnya, saya menuliskan hal-hal yang bersifat ringan (soft). Saya tidak perlu menguasai topik ini dengan baik. Ya, apa saja yang terlintas bisa saya tuliskan, baik itu pengalaman harian atau hasil bacaan.
Dengan cara ini, saya bisa menghasilkan 1 atau 2 tulisan berbobot secara kualitas dan tetap berusaha menulis 1 atau 2 topik ringan yang tidak terlalu menuntut waktu.
Ringkasnya, saya bisa jadi membutuhkan 1-2 jam untuk satu tulisan berbobot, lalu untuk 1-2 jam lainnya saya bisa menulis topik berbeda dengan jumlah 2-3 tulisan.
Total waktu yang saya butuhkan adalah 4-5 jam untuk menghasilkan 4-5 tulisan. Secara bersamaan, saya menelurkan dua artikel berkualitas dan 2-3 artikel katagori ringan.