Transfer ilmu saat ini tidak hanya berpusat pada guru semata. Informasi tanpa batas telah merubah nagivasi ilmu dari sebuah ruang tertutup menjadi area terbuka.
Setidaknya, ada beberapa dimensi ilmu yang terus berkembang mengikuti arus teknologi yang kian meruncing. Keberadaan smartphone juga secara tidak langsung memberikan nuansa baru pada dunia pendidikan.
Guru tidak boleh hanya berpaku pada buku pegangan saja, namun juga ditutut untuk bisa aktif mengembangkan keilmuannya dengan mengakses berbagai sumber pengetahuan lain yang relevan.
Jika dibandingkan dengan pola transfer ilmu  dahulu yang terbatas karena tersekat dengan dinding pemisah, saat ini jendela ilmu sudah tak lagi bersekat alias borderless.
Siswa sekolah dasar saat ini bisa saja lebih banyak mengetahui banyak hal, terkadang ilmunya lebih luas dari apa yang diketahui guru. Relevansi ilmu juga sudah semakin melebar, sehingga tuntutan pemahaman juga lebih meluas.
Guru harus Banyak Membaca
Karena terbukanya akses ilmu melalui smartphone, guru tidak boleh lagi hanya membaca satu atau dua buku yaang sesuai dengan apa yang diajarkan, lebih dari itu seorang guru sangat perlu meng-upgrade pengetahuan ke arah yang lebih luas.Â
Kenapa ini penting? dengan bebasnya peredaran smartphone dewasa ini, pola pikir orang tua dan murid juga tanpa disadari terdisrupsi. Konsep ilmu dan pemahaman akan sebuah teori tidak lagi berstandar pada satu acuan
Ini membuat peran guru sedikit bergeser dari center of knowledge menjadi knowledge facilitator. Artinya, jika dulu guru hanya memindahkan isi buku ke kepala siswa, sekarang fungsi guru tidak lagi demikian.
Dalam konsep knowledge facilitator, seorang guru mesti menghadirkan nuansa kemudahan dalam akses ilmu dan juga membuka ruang transfer ilmu dari dua arah.