Inilah mengapa ungkapan buah tidak jatuh jauh dari pohonnya menggambarkan apa yang diperlihatkan orangtua kepada anak menjadi cermin yang memantulkan bayangan yang sama.
Bukankah setiap orang tua berharap anak berlaku baik?
Sayangnya, tidak semua orang tua mampu mengontrol emosi dan dengan mudah marah dan berteriak di depan anak. Tanpa disadari mereka memantulkan bayangan yang sama pada anak.
Akibatnya, anak tumbuh tanpa rem yang baik. Mereka tidak mampu mengontrol emosi, mudah marah dan buruknya lagi, kemampuan kognitifnya akan menurun sehingga kemampuan mengingat juga menurun.
Bagaimana Seharusnya Orang Tua Melatih Self-regulation pada AnakÂ
Hindari Berteriak di depan anak.  Saat berkomunikasi dengan anak, berlemah lembutlah dalam bertutur kata. Ini sangat mempengaruhi emosi anak.
Walaupun umur anak masih dibawah dua tahun, mereka mampu mengenal emosi orang tua dengan baik dari reaksi wajah, gerakan tubuh, dan intonasi bicara, akibatnya mereka akan merekam dan mengikuti.
Sangat wajar, ayah pemarah melahirkan anak pemarah. Sebaliknya, ayah yang lembut mewarisi sopan santu pada anak. Semua bermula dari apa yang dilihat anak sehari-hari.
Jangan selalu menuruti permintaan anak.  Belajarlah untuk bijak dalam memberikan sesuatu kepada anak. Jangan mudah memberi apapun yang diminta anak hanya karena anak menangis. Perlu diingat bahwa menangis adalah reaksi Sympathetic nervous system.
Yang perlu diajarkan orang tua adalah memberikan apa yang dibutuhkan anak dan bukan menuruti segala kemauan anak. Ini berarti, berikan contoh bagaimana mereka harus bersikap saat keinginannya tidak dituruti.
Anak memang akan menangis pada awalnya dan itu memang reaksi tubuh untuk menanggapi sesuatu yang tidak tercapai. Caranya, cukup bersikap tenang dan jangan marah.Â