Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jangan Pernah Menunda-nunda Pekerjaan

26 November 2022   20:24 Diperbarui: 26 November 2022   20:48 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menunda pekerjaan.www.freepik.com

Pernah merasa bagaimana nyamannya menunda sebuah pekerjaan? apalagi ketika ada hal lain yang dirasa 'penting', menunda sebuah pekerjaan yang sedang dilakukan sangat mudah dilakukan.

Akan tetapi, efek buruk muncul belakangan berwujud penyelasan. Rasa bersalah bisa saja hinggap, sayangnya itu hanya bersifat sementara saja.

Alhasil, sekali menunda akan datang antrian lain yang tertunda. Iya, ini realita yang dialami banyak orang. Akibatnya, banyak hal terhambat hanya gara-gara rajin menunda.

Ada yang pekerjaannya semakin menumpuk, lalu tidak mampu lagi untuk diselesaikan. Apa yang terjadi? pekerjaan dialihkan ke orang lain. Ada juga yang mulai kembali bekerja, namun rasa jenuh lebih duluan mengalahkannya.

Menunda bukan hanya buruk bagi individu, jauh dari itu menunda-nunda bisa menjadi penyakit buas yang sulit disembuhkan. Akhir dari rajin menunda adalah munculnya kemalasan akut.

Ketika rasa malas sudah datang menyapa, bersiaplah untuk menghadapi badai yang lebih besar. Memang pada awalnya menunda satu pekerjaan terlihat simpel, tapi akumulasi dari efek menunda bisa mengundang banyak penyakit kronis lainnya.

Melatih Pikiran agar Tidak Menunda

Cara terbaik untuk menghindari diri dari menunda-nunda adalah dengan menjadwalkan aktivitas harian dengan jelas. Artinya, setiap hari harus jelas apa yang hendak dikerjakan.

Jangan membiarkan ruang kosong muncul pada pikiran. Atur jadwal untuk esok hari lebih awal sebelum tidur, tuliskan apa saja yang ingin dilakukan dari pagi sampai malam.

Saat kita menuliskan aktivitas beserta jam, pikiran akan merekamnya dan secara tidak langsung berfungsi sebagai alarm tubuh. Usahakan untuk menulis di buku agenda dengan pena. Otak lebih kuat menyimpan pesan yang berasal dari tulisan tangan.

Jika perlu, tempelkan jadwal haria pada tempat yang mudah dilihat. Kenapa? karena apa yang sering dilihat lebih mudah mempengaruhi pikiran bawah sadar.

Kemudian, latih diri untuk disiplin mengerjakan rutinitas sesuai jadwal yang dibuat. Jangan pernah mengalihkan satu pekerjaan hanya karena rasa malas hinggap. 

Tetaplah konsisten pada apa yang dijadwalkan. Lakukan semuanya dengan sabar dan selesaikan apa yang sudah dimulai. Jangan sekali-kali merubah jadwal tanpa alasan yang kuat.

Jika mampu melatih diri untuk menjadwalkan aktivitas setiap hari sampai tiga bulan, makan selanjutnya akan menjadi sebuah kebiasaan yang sangat dinikmati.

Memang pada fase minggu pertama akan terasa penolakan dari tubuh, karena rasa tidak nyaman pasti datang dan mudah sekali tergoda untuk kembali pada kebiasaan lama. 

Melatih diri untuk konsisten pada apa yang sudah dijadwalkan memiliki banyak sekali manfaat, diantaranya hidup lebih disiplin, hari-hari jauh lebih produktif, hidup lebih terarah dengan target positif.

Sebaliknya, tanpa penjadwalan akan mudah sekali melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak penting dan buruknya lagi kita tidak tahu secara pasti apakah perjalanan hidup bergerak maju atau mundur kebelakang.

Pikiran manusia bisa dilatih dengan rutinitas yang baik. Saat seseorang sudah mampu membentuk kebiasaan yang positif setiap hari, pikiran dengan sendirinya akan mengikuti kebiasaan.

Berbeda ketika kita hanya mengikuti alur tanpa sebuah kompas, hidup akan terasa berada di tempat dan kebiasaan menunda akan menghadirkan kenikmatan yang menipu. Manisnya terasa di awal, tapi pahitnya membekas lama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun