Pernah merasa bagaimana nyamannya menunda sebuah pekerjaan? apalagi ketika ada hal lain yang dirasa 'penting', menunda sebuah pekerjaan yang sedang dilakukan sangat mudah dilakukan.
Akan tetapi, efek buruk muncul belakangan berwujud penyelasan. Rasa bersalah bisa saja hinggap, sayangnya itu hanya bersifat sementara saja.
Alhasil, sekali menunda akan datang antrian lain yang tertunda. Iya, ini realita yang dialami banyak orang. Akibatnya, banyak hal terhambat hanya gara-gara rajin menunda.
Ada yang pekerjaannya semakin menumpuk, lalu tidak mampu lagi untuk diselesaikan. Apa yang terjadi? pekerjaan dialihkan ke orang lain. Ada juga yang mulai kembali bekerja, namun rasa jenuh lebih duluan mengalahkannya.
Menunda bukan hanya buruk bagi individu, jauh dari itu menunda-nunda bisa menjadi penyakit buas yang sulit disembuhkan. Akhir dari rajin menunda adalah munculnya kemalasan akut.
Ketika rasa malas sudah datang menyapa, bersiaplah untuk menghadapi badai yang lebih besar. Memang pada awalnya menunda satu pekerjaan terlihat simpel, tapi akumulasi dari efek menunda bisa mengundang banyak penyakit kronis lainnya.
Melatih Pikiran agar Tidak Menunda
Cara terbaik untuk menghindari diri dari menunda-nunda adalah dengan menjadwalkan aktivitas harian dengan jelas. Artinya, setiap hari harus jelas apa yang hendak dikerjakan.
Jangan membiarkan ruang kosong muncul pada pikiran. Atur jadwal untuk esok hari lebih awal sebelum tidur, tuliskan apa saja yang ingin dilakukan dari pagi sampai malam.
Saat kita menuliskan aktivitas beserta jam, pikiran akan merekamnya dan secara tidak langsung berfungsi sebagai alarm tubuh. Usahakan untuk menulis di buku agenda dengan pena. Otak lebih kuat menyimpan pesan yang berasal dari tulisan tangan.