Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

5 Kiat Sukses Meraih Beasiswa Luar Negeri

14 November 2022   14:47 Diperbarui: 18 November 2022   02:03 781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada begitu banyak cara mendapatkan beasiswa luar negeri. Akan tetapi, perlu strategi terbaik agar bisa meraih beasiswa impian. Nah, saya akan coba menuliskan lima tahapan yang sangat krusial dalam aplikasi beasiswa. 

  • Aktif dalam Organisasi & Kegiatan Sosial

Syarat yang tidak tertulis dalam melamar beasiswa adalah terlibat dalam organisasi dan aktif dalam kegiatan sosial. Disini pelamar beasiswa perlu jeli dan pintar memahami sebuah maksud.

Walaupun terkadang persyaratan tidak menuntut aktif berorganisasi, pahamilah bahwa jika ada 15 pelamar dan 5 orang pernah aktif berorganisasi dan syarat lainnya lengkap maka 10 pelamar lainnya masuk kriteria tidak aman.

Pengalaman organisasi dan kegiatan sosial tidaklah mutlak, artinya boleh ada dan boleh tidak. Akan tetapi, poin yang diperoleh dari dua pengalaman ini sangatlah berharga khususnya dalam seleksi beasiswa.

Oleh karena itu, setidaknya bergabunglah pada satu organisasi saat masih kuliah, jika terlambat maka perbanyak aktif dalam kegiatan sosial.

Apa saja itu? 

Misalnya menjadi relawan pada LSM, aktif pada kegiatan sosial desa, yayasan non-profit dan lainnya. Intinya, pengalaman membantu orang lain. Poin ini masuk dalam kategori kontribusi. 

Dengan aktif berorganisasi dan kegiatan sosial, nantinya akan sangat lebih mudah ketika menulis essay yang berhubungan dengan kontribusi yang sudah kita berikan.

  • Aktif Mencari Informasi

Membekali diri dengan informasi beragam adalah kunci mendapatkan beasiswa. Tanpa informasi pastinya calon pelamar beasiswa bisa jauh tertinggal dibandingkan mereka yang rutin mengupdate diri dengan informasi. 

Pengalaman saya melamar lebih dari 25 beasiswa luar negeri, mencari informasi adalah kunci paling awal untuk mendapatkan beasiswa luar negeri.

Dengan cepat mendapatkan informasi, calon pelamar beasiswa akan lebih cepat mempersiapkan diri. Termasuk mencatat persyaratan, tanggal pengumpulan berkas, alur seleksi, dll.

Nah, salah satu persyaratan yang wajib ada yaitu skor TOEFL/IELTS. Untuk mendapatkan sertifikat TOEFL/IELTS harus ikut tes terlebih dahulu dan biayanya jutaan loh.

Tesnya sendiri harus booking dulu untuk memilih tanggal tes yang tersedia, jadi kalau baru dapat informasi dua minggu sebelum deadline ya sudah gagal duluan.

Makanya, penting sekali mengupdate informasi jauh-jauh hari, rajin mencari informasi dan memantau perkembangan persyaratan. Jika perlu langganan info beasiswa online agar informasi terkini dikirimkan ke email. 

  • Mempersiapkan Berkas

Tahap selanjutnya adalah mencatat dan mulai mengumpulkan berkas yang disyaratkan beasiswa. Setiap beasiswa mensyaratkan berkas/dokumen yang mungkin saja sedikit berbeda.

Secara umum syarat seperti Ijazah, transkrip, TOEFL/IELTS sudah menjadi wajib. Oleh karena itu, persiapkan diri lebih awal untuk daftar tes TOEFL/IELTS dan pastikan skor mencukupi syarat minimal yaitu TOEFL IBT 90 atau IELTS 6.5.

Adapun syarat Study Objective, Personal Statement, Motivation Letter, Reference Letter bisa berbeda antar sponsor beasiswa. Misalnya Fulbright mensyaratkan study objective dan personal statement serta Reference letter, sementara AAS tidak mesyaratkan.

Ada beasiswa yang mewajibkan motivation letter dan ada yang tidak. Jadi, perlu mengecek informasi sedetail mungkin agar tidak salah memahami persyaratan. 

Ijazah dan transkrip biasanya perlu dilegalisir oleh kampus atau notaris. Lagi-lagi ini juga berbeda antar beasiswa. Ada yang meminta terjemahan dan legalisir penerjemah tersumpah. 

Kalau salah dipahami efeknya fatal. Ya, secara berkas langsung dianggap GAGAL. Dari pengamatan saya pribadi ada ratusan pelamar yang gagal pada persyaratan awal, sebabnya simpel yaitu TIDAK MEMBACA DENGAN TELITI.

Saya sendiri seringnya membaca sampai berulang kali, mencatat di buku, membookmark halaman website terkait beasiswa agar mudah mengecek kembali sebelum mengirimkan berkas.

Tips dari saya, walaupun sudah yakin berkasnya lengkap, cek 2-3 kali sebelum mengirim berkas asli. Satu kesalahan kecil bisa membuat gagal. 

Pernah seorang teman yang sudah saya proofread essaynya, tanpa disadari ia menyertakan ijazah yang tidak terlega lisir. Apa yag terjadi? GAGAL saudara-saudara. 

Apapun beasiswanya, KEJELIAN itu harus diutamakan. Satu beasiswa ada ribuan pelamar, dan satu kesalahan kecil seorang pelamar akan langsung tereliminasi oleh yang lainnya. Kalau gagal di akhir ya gak masalah, tapi kalau gagal karena salah baca informasi nyesalnya beratttttt.

  • Belajar Cara Menulis Essay

Salah satu seleksi fundamental beasiswa luar negeri adalah kualitas essay. Ada banyak pelamar yang nulisnya asal jadi aja, akhirnya ya jelas tidak masuk seleksi.

Para panelis beasiswa sudah terlatih untuk mengetahui mana essay berbobot dan mana yang tidak. Caranya sangat gampang, cukup baca di dua baris pertama akan terlihat. 

Nah, bagi pelamar beasiswa luar negeri, benar-benar pelajari cara menulis essay yang berkualitas. Ada tiga kriteria agar sebuah essay berbobot: Specific, well-organized, Clear.

Essay haruslah ditulis dengan sespesifik mungkin, artinya adalah jangan menulis hal umum. Dengan kata lain, hindari menulis dua baris pertama dengan kalimat umum. be specific!

Yang kedua, cek antar paragraf, apakah terhubung atau terputus. Caranya dengan membaca ulang dan perhatikan kata-kata pengghubung antar kalimat seperti Moreover, furthermore, besides, nevertheless, likewise, dll.

Tanpa kata-kata di atas, sebuah paragraf tidak akan terhubung dengan baik (well-organized) dan paragraf lainnya juga bakal terputus yang menyebabkan ide tidak nyambung. 

Inilah salah satu penyebab panelis beasiswa tidak melanjutkan aplikasi pelamar. Bagaimana tidak, isi sebuah essay adalah gambaran kepribadian si pelamar beaisiswa.

Tips dari saya, ketika hendak menulis essay, bagi waktu ke enam bagian: drafting, pre-writing, write, proofread, revise, final check. 

Ribet amat sih? Nah, disinilah kunci sebuah essay yang berbobot alias berkualitas. Dengan menerapkan tujuh langkah yang saya sebut di atas, saya menjamin kualiatas essay akan jauh lebih sempurna.

Jangan pernah langsung menulis sebuah essay. Selalu mulai dengan membuat draft, termasuk melakukan outline apa saja yang akan ditulis, cukup poin-poin saja.

Lalu, mulailah menulis secara kasar saja. Tujuannya untuk menuliskan ide yang sudah ditelurkan di tahap drafting. Kemudian baru tuliskan dengan benar secara grammar.

Saat selesai menulis essay, lakukan proofread. Ini penting sekali! Proofread bisa dilakukan sendiri untuk tahap awal, lalu bawa essay ke orang lain, bisa teman, mentor, atau mereka yang sudah berhasil mendapatkan beasiswa.

Proofread berfungsi untuk mengecek setidaknya tiga hal: idea, grammar, cohesion & coherence. Sebuah essay yang baik haruslah memiliki ide yang menarik, spesifik, terhubung dengan baik dan mengalir saat dibaca.

Kita tidak bisa mengandalkan pendapat pribadi saat membaca essay, seringkali ketika orang lain membaca essay akan ada banyak masukan (feedback) yang berharga. 

Dengan feedback ini kita bisa memperbaiki lagi kualitas essay agar tidak ada kesalahan grammar dan sebuah ide dalam setiap kalimat terhubung dengan baik dan mudah dipahami.

  • Melatih skil Wawancara

Jika berhasil melaju ke tahap akhir seleksi beasiswa yaitu wawancara, maka seorang kandidat sudah berada pada pintu gerbang, tinggal mencari cara membukanya.

Tahap wawancara akan menyisihkan separuh pelamar. Jadi, di sini para pelamar beasiswa hanya butuh meyakinkan pihak sponsor. Para panelis sudah 70% menganggap kandidat layak diberikan beasiswa, tapi BUKTIKAN secara lisan.

Kenapa banyak yang gagal di wawancara? Dari pengalaman saya, jawabannya satu KURANG PERSIAPAN. 

Setiap jenis beasiswa memiliki jenis pertanyaan yang berbeda satu sama lain. Meskipun demikian, ada satu pertanyaan, pertanyaann akan mengarah ke essay yang sudah ditulis.

Jadi, intinya selama pelamar menguasai isi essay dan yang paling penting essay-nya hasil ide dan tulisan sendiri, maka tidak perlu khawatir. Cukup latihan menjawab pertanyaan saja berulang kali.

Selain itu, selalu akan ada pertanyaan tentang pengetahuan umum mengenai isu terkini, khususnya di bidang jurusan yang dipilih. Nah, disini akan muncul pertanyaan di luar ekspektasi pelamar beasiswa.

Oleh karena itu, satu bulan sebelum jadwal wawancara atau jauh sebelum pengumuman wawancara, perbanyak membaca dan menonton berita tentang isu terkini, lakukan setiap hari.

Bagaimana cara melatih menjawab pertanyaan. Lakukan mock interview dengan mengajak seorang teman. Cari ruangan yang sepi, lalu berikan daftar rangkaian pertanyaan yang mungkin ditanyakan kepada penanya.

Lantas, kandidat pelamar beasiswa bisa melatih diri dengan menjawab pertanyaan dengan baik dan benar. Rekam setiap pertanyaan dan jawaban, kemudian dengar kembali dan analisa.

Apakah setiap jawaban dijawab dengan jelas, to the point, dan disertai contoh yang relevan. Jika tidak, latih lagi dengan sebaik mungkin. Tanyai pendapat teman pada bagian mana yang membutuhkan perbaikan.

Jangan lupa juga untuk melatih bahasa tubuh seperti hand gesture, facial expression, dan eye contact. Panelis wawancara bisa mengetahui jika pelamar beasiswa gugup atau tidak memahami pertanyaan dari tatapan.

Jadi, saat latihan menjawab soal-soal wawancara, gunakan tangan untuk menjelaskan, tatap wajah pewawancara, dan yang tak kalah penting perbanyak senyuman. 

Semua tahapan yang saya sebutkan di atas akan bekerja maksimal jika diterapkan dengan benar. Dan satu lagi, sebelum melamar beasiswa bangun sebuah KEYAKINAN lebih dulu. Say to yourself, "I'm going to get this scholarship".

Ketika kita yakin, level percaya diri akan meningkat dan pastinya lebih bersemangat untuk meraih beasiswa idaman. 

Semoga bermanfaat dan segera mendapat beasiswa idaman!

Salam sukses.

Masykur 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun