"We are what we repeatedly do; excellence then is not an act but a habit."
---ARISTOTLE
Mau tau cara mengenali siapa kita sebenarnya? jawabanya simpel, cukup perhatikan apa yang sering kita lakukan. Sekecil apapun suatu hal yang sering kita ulangi akan menentukan kepribadian.Â
Nah, di tulisan kali ini saya akan sedikit mengupas tentang rahasia finansial. Sebelumnya saya ingin disclaimer: saya bukan ahli finansial, hanya berbagi ilmu dari hasil bacaan.Â
Aset terbesar yang ada pada kita bukanlah harta, rumah, uang tabungan atau istana sekali pun, aset sebenarnya adalah DIRI KITA SENDIRI.
Tanpa kita sadari, cara kita memperlakukan diri sendiri adalah cerminan bagaimana kita menjaga aset terbaik yang kita punya. Dengan kata lain, jika kita menganggap diri lemah, tidak percaya diri, cemas, maka begitulah gambaran aset yang kita punya.
Aset Finansial
Dalam konteks finansial, aset terbaik dan terbesar yang kita miliki adalah earning ability. Apa itu earning ability?
Earning ability adalah kemampuan untuk menghasilkan uang.
Kemampuan kita untuk bekerja menjadi sumber utama uang atau penghasilan yang kita dapatkan. Dengan uang kita bisa membeli barang, rumah, mobil dll.
Meskipun demikian, rumah, mobil ataupun harta bisa hilang dalam sekejap bersebab sebuah kesalahan atau musibah.
Maka, dengan earning ability, seseorang bisa kembali menghasilkan dan membeli apa yang sudah lenyap. Sayangnya, banyak orang yang tidak menyadari aset terbesar ini.
Earning ability tidak datang sendirinya namun bisa dipelajari. Caranya dengan belajar, baik itu dengan membaca atau pengalaman orang lain, mengikuti workshop, menonton video pakar, atau melanjutkan pendidikan.
Jika diibaratkan, earning ability layaknya otok yang selalu dilatih. Semakin sering dipakai dan dilatih, maka otot pun akan terus menguat.
Begitu pula dengan earning ability, dengan meningkatkan ilmu terus menerus, seseorang akan mampu memiliki kemampuan menghasilkan berkali lipat.
Investasi pada Earning ability
Hanya sedikit orang yang mau berinvestasi pada earning ability. Penyebabnya ada pada mindset. Bagi banyak orang, investasi terbaik adalah pada hal-hal yang jelas menghasilkan, seperti properti, saham, dll.
Bersebab mindset ingin cepat menghasilkan, tidak sedikit yang akhirnya tertipu. Ya, penyebabnya karena enggan untuk berinvestasi pada aset terbesar yaitu dirinya sendiri.
Kadang orang-orang lebih mudah mendengar pendapat orang lain yang belum tentu benar secara keilmuan, akhirnya akal sehat mudah tertipu hanya karena ingin cepat dapat.
Kalau saja banyak yang mau menginvestasikan waktunya untuk belajar cara menghasilkan, maka inilah aset terbaik yang akan bekerja maksimal.Â
"Some people are actually losing value each year, declining in earning ability, because they are not continually upgrading their knowledge and skills."
Kutipan di atas berasal dari sebuah buku berjudul The Power of Self-Discipline. Bagi saya kutipan ini benar adanya, ada banyak orang yang kehilangan nilai karena menurunnya kemampuan menghasilkan bersebab alpa dalam meng-upgrade ilmu dan skil.
Banyak ilmu baru yang harus dikuasai setiap harinya. Dan cara terbaik adalah dengan terus belajar tanpa henti dengan cara apa saja dan pada siapa saja yang kita anggap berilmu.
Apa yang sudah kita pelajari sebulan yang lalu bisa saja tidak lagi sejalan dengan konteks hari ini, sama halnya dengan apa yang kita pelajari hari ini bisa saja tidak berlaku lagi dua bulan kedepan.
Ilmu baru dan skil baru harus terus dipelajari dan dikuasai agar earning ability kita berkembang mengikuti jaman. Apalagi di era digital hari ini, semua serba mudah asal ada kemauan belajar.
Mau belajar apa saja sekarang tinggal baca buku bisa diunduh secara online, mau belajar dari pakar tinggal nonton Youtube, mau dapat ilmu khusus tinggal ikut seminar online.
Tidak ada lagi alasan untuk berkata, waduh saya ga punya ilmu, saya kan masih awam, saya kan ga ngerti ini, dan alasan lainnya.
Sumber ilmu saat ini sungguh berlimpah, tidak perlu kuliah pun kita bisa lebih banyak tahu. Intinya mau belajar atau tidak. Kalau selalu berkata "saya ga ngerti", maka bersiaplah tertinggal jauh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H