Seringnya orang tertipu dengan apa yang bisa diraih dalam waktu singkat, akibatnya mereka harus rela menangis di ujung. Sebagai contoh, pelaku bisnis yang tidak memperhitungkan kemungkinan kerugian jangka panjang akan terlena dengan keuntungan sesaat.
Yang terjadi kemudian adalah ketidaksiapan mensikapi tantangan. Nah, hal inilah yang banyak terjadi pada pelaku bisnis pemula. Karena fokus keuntungan, mereka tidak membangun sebuah rencana matang untuk memprediksi hal-hal negatif.
Orang-orang sukses umumnya memiliki sebuah master plan yang dipersiapkan jauh-jauh hari untuk menghadapi kemungkinan yang bisa saja terjadi. Alhasil, mereka telah menyiapkan sejumlah uang yang memang sudah dipersiapkan sebelum bisnis dimulai.
long-term  consequences  of behaviors VS personal enjoyment
Satu pembeda lainnya adalah bagaimana orang sukses sangat berhati-hati ketika bertindak. Mereka sangat memperhitungkan efek jangka panjang yang mungkin terjadi akibat kecerobohan dari apa yang mereka lakukan. Sebabnya, mereka sangat memperhatikan kualitas sebuah tindakan.
Sementara di sisi lain, orang-orang yang sulit sukses terbiasa dengan kenikmatan sesaat yang mereka dapatkan dari sebuah tindakan. Misalnya, mereka akan terlena untuk menghabiskan uang untuk berfoya-foya ketimbang mengalokasikan keuntungan untuk jangka panjang.
Akhirnya, bisnis yang dibangun hanya mampu bertahan di lima tahun pertama, kemudian harus rela dilindas oleh pesaing yang memiliki target jangka panjang.
Ya, tentunya ini tidak hanya berlaku pada pelaku bisnis. Secara umum kita bisa berada pada salah satu diatara dua pilihan ini.
Contoh sederhana lainnya, seorang mahasiswa yang tidak berpikir kedepan akan lalai dengan hal-hal yang tidak sejalan dengan targetnya. Atau bisa saja kuliah tanpa target, walhasil selesai dalam tujuh tahun dengan 'bantuan'.
Dalam hidup, jika kita tidak memiliki prioritas maka kita akan selalu diatur orang. Waktu kita terbuang sia-sia dengan sebab hidup tanpa tujuan.
Dalam ranah parenting, kedua orang tua yang tidak memiliki tujuan membesarkan anak juga akan membiarkan anak mereka menghabiskan waktu tanpa hasil.
Padahal, orang tua bisa mengarahkan anak untuk melakukan hal-hal yang sejalan dengan apa yang ditargetkan ketimbang membiarkan anak memegang smartphone berjam-jam tanpa pengawasan.