Prediction test atau simulation test sangat penting dan berguna bagi mereka yang ingin mengikuti tes IELTS. Kenapa? karena tanpa mengikuti prediction test, maka seorang kandidat tidak akan mengetahui kemampuannya secara terperinci.
Tidak mungkin seorang kandidat bisa mengaplikasikan strategi dengan benar tanpa tahu kelemahan dirinya lebih dahulu. Dengan kata lain, seseorang yang ingin menuju ke sebuah tempat, wajib mengetahui dua hal: posisi sekarang dan jalan menuju ke tujuan.
Anggaplah posisi sebagai peribaratan kemampuan dan tujuan sebagai skor yang ditargetkan. Nah, banyak kandidat yang secara cepat menganggap diri tahu tujuan, namun tidak mengetahui posisi mereka secara tepat.
Maksudnya bagaimana? nah, jika seorang kandidat tidak mengetahui posisinya saat ini maka secara otomatis ia gagal mengenal kelemahan dirinya, walaupun ia tahu tujuannya ia akan sulit mendapatkan skor yang diinginkan.Â
Saya rincikan seperti ini. Anggaplah contoh ini untuk saya sendiri. Jika saya tidak memahami bagian mana dalam katagori Speaking yang menunjukkan kelemahan saya, maka cara belajar saja tidak efektif karena strategi yang saya pakai tidak tepat.
Bisa saja saya butuh belajar banyak bagian grammar, namun pada kenyataannya saya fokus pada fluency and accuracy. Dengan cara belajar seperti ini, yang terjadi adalah, skor akhir saya tetap akan sama dan bisa jadi malah berkurang.
Perbanyak Input Mendengar
Kunci berbahasa adalah memiliki input yang cukup. Nah, input bermana bahwa seseorang harus sering mendengar (listening) dalam bahasa Inggris, baik dengan cara mendengar berita, nonton filem, main game, dll.
Sama halnya seperti saat kita bayi, kita membutuhkan setidaknya 1 tahun untuk bisa berbicara dengan bahasa ibu (bahasa indonesia atau daerah. Benar tidak? rasanya tidak ada seorang bayi yang lahir langsung bisa ngomong.
Ini menunjukkan bahwa input adalah proses awal yang tidak bisa dikesamping. Banyak orang yang saya temui ingin memperbaiki bahasa Inggrisnya, namun pada kenyataan mereka hanya melakukan aktifitas listening semnggu sekali, itupun jika ada.
Pengalaman saya mengajar bahasa Inggris selamat 7 tahun lebih menunjukkan fakta seperti ini. Tidak sedikit pelajar yang mau cepat bisa bahasa Inggris tapi tidak mau membiasakan diri untuk mendengar dalam bahasa Inggris.