Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cara Efektif Menaikkan Skor IELTS bagian Speaking. Yuk Belajar!

24 Oktober 2022   14:25 Diperbarui: 9 November 2022   08:59 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto:www.freepik.com

Pagi ini saya dan seorang teman penutur asli (native speaker) asal Amerika duduk menikmati secangkir kopi di sebuah warung kopi klasik sambil membahas kriteria penilaian IELTS. 

Ada beberapa ilmu penting yang saya rasa rugi jika tidak saya bagikan kepada teman-teman yang sedang mempersiapkan diri untuk ujian IELTS. Saya dan Daniel sudah berteman lama dan kebetulan ia juga seorang guru bahasa Inggris, jadinya diskusi kami mengalir dengan baik.

BACA JUGA : Mau Dapat IELTS banda 7.5+, Simak Tips Berikut ini?

Sebagaimana tips yang pernah saya tuliskan secara umum sebelumnya yang bisa di akses di link di atas, kali ini saya akan membagikan tips menarik lainnya secara lebih mendalam.

Untuk katagori IELTS bagian Speaking, ada tiga jenis pertanyaan yang ketiganya bertujuan untuk mengukur kemampuan seorang kandidat. 

1. Bagian pertama adalah perkenalan diri (yourself and family)

2. bagian kedua, tentang membahas topik tertentu

3. bagian ketiga, Diskusi tentang topik spesifik, umumnya perpanjangan dari bagian kedua. 

Nah, ketiga bagian ini menuntut jawaban dengan kriteria penilaian yang sama sebagaimana yang sudah saya tuliskan di tulisan yang lalu. Ada tiga kriteria penilaian 1. Fluency and coherence (FC), 2. Lexical resource (LR), Grammatical range and accuracy (GA), 4. Pronunciation (p).

Ketika memberikan jawaban, hendaknya seorang kandidat memahami cara menjawab yang benar. Untuk bagian satu jawaban umumnya pendek, bagian dua sedikit lebih panjang, dan bagian tiga seperti sebuah diskusi.

Banyak kesalahan yang sering dilakukan seorang kandidat ketika memberikan jawaban, yaitu:

  • Menjawab terlalu panjang untuk bagian satu dan dua
  • Memberi jawaban yang tidak relevan
  • Terlalu fokus pada grammar dan tidak menjawab secara normal

Perlu diingat, penilaian pada Speaking lebih kepada bagaimana seorang kandidat berbicara lancar tanpa dibuat-buat. Dengan kata lain, jika seorang kandidat memberi jawaban dengan pola hafalan, maka otomatis nila berkurang.

Lantas, bagaimana seharusnya seorang kandidat mempersiapkan diri untuk tes IELTS?

Saya akan membahas dengan sudut pandang seorang penutur asli (native speaker), dalam konteks tulisan ini apa saya tulis merupakan pendapat resmi seorang teman yang memang pengajar IELTS dari Amerika. 

Pahami Kemampuan Terlebih Dahulu

Kesalahan paling besar terjadi pada pemahaman tentang tes. Banyak kandidat yang tidak mempersiapkan diri dengan baik karena cara belajar yang tidak tepat, dengan kata lain strateginya salah.

Tes IELTS berkaitan dengan kemampuan bahasa Inggris secara menyeluruh. Banyak kandidat yang mempersiapkan diri tanpa terlebih dahulu mengetes kemampuan dasarnya.

Artinya, kebanyakan dari kandidat IELTS tidak mengetahui kelemahan (weakness) mereka pada bagian Speaking. Kenapa ini bisa terjadi? karena mereka tidak melakukan prediction test terlebih dahulu.

Akhirnya, mereka belajar dengan strategi yang tidak tepat. Ringkasnya, fokus belajar tertuju pada bagian yang mungkin saja mereka sudah cukup baik, namun lemah pada bagian yang seharusnya diperbanyak.

Contohnya begini, saya akan memberikan ilustrasi. Ada dua kandidat A dan B. Kandidat A melakukan prediction test diawal lalu menganalisa bagian apa yang kurang, hasil analisa menunjukkan bahwa, kandidat A masih sangat kurang di bagian Fluency and coherence (FL) dan Pronunciaton (P), sementara lainnya sudah bagus.

Lalu, kandidat A hanya fokus memperbaiki kedua bagian yang mash kurang. Ia terus melatih diri dengan memperbanyak listening untuk memperbaiki pengucapan (pronuncation) dan belajar menjawab secara lancar dan terarah (fluency and coherence).

Bagaimana dengan kandidat B? ia tidak mengambil prediction test dan tidak memiliki gambaran tentang kemampuan speaking-nya, lalu ia belajar secara acak sambil sesekali mempraktekkan jawaban dan menerka-nerka kemampuannya.

Kira-kira kandidat mana yang akan mendapatkan skor lebih tinggi pada bagian Speaking? Jawabannya sangat jelas. KANDIDAT A.

Disinilah poin tulisan saya kali ini. Saya akan menjawab dengan bahasa yang mudah dipahami. Mari simak!

Prediction test atau simulation test sangat penting dan berguna bagi mereka yang ingin mengikuti tes IELTS. Kenapa? karena tanpa mengikuti prediction test, maka seorang kandidat tidak akan mengetahui kemampuannya secara terperinci.

Tidak mungkin seorang kandidat bisa mengaplikasikan strategi dengan benar tanpa tahu kelemahan dirinya lebih dahulu. Dengan kata lain, seseorang yang ingin menuju ke sebuah tempat, wajib mengetahui dua hal: posisi sekarang dan jalan menuju ke tujuan.

Anggaplah posisi sebagai peribaratan kemampuan dan tujuan sebagai skor yang ditargetkan. Nah, banyak kandidat yang secara cepat menganggap diri tahu tujuan, namun tidak mengetahui posisi mereka secara tepat.

Maksudnya bagaimana? nah, jika seorang kandidat tidak mengetahui posisinya saat ini maka secara otomatis ia gagal mengenal kelemahan dirinya, walaupun ia tahu tujuannya ia akan sulit mendapatkan skor yang diinginkan. 

Saya rincikan seperti ini. Anggaplah contoh ini untuk saya sendiri. Jika saya tidak memahami bagian mana dalam katagori Speaking yang menunjukkan kelemahan saya, maka cara belajar saja tidak efektif karena strategi yang saya pakai tidak tepat.

Bisa saja saya butuh belajar banyak bagian grammar, namun pada kenyataannya saya fokus pada fluency and accuracy. Dengan cara belajar seperti ini, yang terjadi adalah, skor akhir saya tetap akan sama dan bisa jadi malah berkurang.

Perbanyak Input Mendengar

Kunci berbahasa adalah memiliki input yang cukup. Nah, input bermana bahwa seseorang harus sering mendengar (listening) dalam bahasa Inggris, baik dengan cara mendengar berita, nonton filem, main game, dll.

Sama halnya seperti saat kita bayi, kita membutuhkan setidaknya 1 tahun untuk bisa berbicara dengan bahasa ibu (bahasa indonesia atau daerah. Benar tidak? rasanya tidak ada seorang bayi yang lahir langsung bisa ngomong.

Ini menunjukkan bahwa input adalah proses awal yang tidak bisa dikesamping. Banyak orang yang saya temui ingin memperbaiki bahasa Inggrisnya, namun pada kenyataan mereka hanya melakukan aktifitas listening semnggu sekali, itupun jika ada.

Pengalaman saya mengajar bahasa Inggris selamat 7 tahun lebih menunjukkan fakta seperti ini. Tidak sedikit pelajar yang mau cepat bisa bahasa Inggris tapi tidak mau membiasakan diri untuk mendengar dalam bahasa Inggris.

Secara teori penilaian (assessment), mustahil seseorang bisa memiliki kemampuan speaking yang baik tanpa didukung oleh input listening yang memadai. Ini sama saja mengibaratkan bayi yang bisa berbicara tanpa mendengar ibu dan ayahnya berbicara. Itu ajaib namanya.

Saya mempelajari katagori penilaian secara khusus dan membangun pemahaman penilaian dengan mendapatkan pelatihan khusus dari native speaker selama empat tahun lebih.

Dari pengalaman saya, input dan output haruslah setidaknya 50:50. Mudah dipahami bahwa, untuk memiliki kemampuan Speaking yang baik, maka seseorang harus rutin mendengar bahasa Inggris dan kemudian aktif menggunakannya dalam keseharian.

Yang sering terjadi adalah, banyak yang komplain dan berkata kesaya, "Pak, saya sudah sering mendengar dalam bahasa Inggris, tapi kok saya belum bisa ngomong?"

Lalu, saya bertaya kembali, "seberapa sering kamu latihan mendengar bahasa Inggris dan kapan saja kamu ngomong dalam bahasa Inggris"?

Jawaban yang umumya saya dapat adalah, "oh, seminggu tiga kali saya selalu latihan mendengar dalam bahasa Inggris, tapi saya cuma berbicara terkadang saja, pak. ya kalau ada lawan bicara"

Dengan jawaban seperti ini, saya cukup menarik nafas panjang dan berkata, "kalau hanya tiga kali seminggu latihan listening itu ibarat anak bayi yang cuma dengar ayah dan ibunya ngomong pas lagi disuapin makan aja"

Apakah mungkin bayi akan bisa berbicara cepat sementara ayah dan ibunya cuma ngomong sesekal saja? NO WAy! sangat tidak mungkin. Anak bayi butuh input sesering mungkin dari ayah ibunya, baru kemudian bisa berbicara dengan masih terbatas.

Gak ada loh anak bayi umur satu tahun yang langsung bisa buat kalimat dalam bahasa ibunya. Nah, inilah kesalahan selanjutnya. Banyak yang maunya langsung cas cis cus, tapi listeningya cuma sekal seminggu.

Ada pula lembaga belajar yang punya moto "BELAJAR DISINI 3 BULAN LANGSUNG LANCAR BERBICARA  BAHASA INGGRIS" itu jelas-jelas pembohongan publik berkedok iklan pemanis buatan.

INGAT! NO PAIN, NO GAIN.  Saya sendiri butuh waktu setidaknya tiga tahun untuk bisa lancar berbicara dalam bahasa inggris dan bsa berdebat dengan penutur asli. hehe.

Semua bergantung pada cara belajar yang tepat dan metode atau strategi yang diaplikasikan dengan benar. Tanpa keduanya, anda 10 tahun pun tidak cukup. 

Cukup disini dulu sharing tulisan saya, tulisan berikutnya saya akan fokus pada aspek berbeda dan skil lainnya. Kalau mau Request topik tertentu, silahkan tulis di komentar ya. Insya allah saya akan menulskannya untuk pembaca semua. 

Semangat belajar bahasa,

Masykur

(IELTS Instructor)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun