Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Ajak Anak Rutin Bermain agar Otak Berkembang Pesat

22 Oktober 2022   18:10 Diperbarui: 22 Oktober 2022   18:34 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahapan perkembangan anak didukung oleh dua hal yaitu komunikasi dan interaksi.

Kedua hal ini tidak pernah terlepas dari peran orang tua membersamai anak. Tanpa dukungan aktif orang tua, perkembangan otak anak tidak maksimal.

Salah satu aktifitas yang berkaitan dengan saraf motorik adalah bermain. Anak membutuhkan aktifitas guna menggerakkan anggota tubuh.

Bermain bagi anak sangatlah krusial. Bukan hanya sebagai sekedar aktifitas semata, namun anak perlu bermain agar emosinya terluapkan.

Jika anak tidak mendapat porsi bermain yang cukup Maka regulasi emosi akan terganggu, ibarat frekuensi radio yang terhalang pohon besar.

Lebih dari itu, kemampuan kognitif juga didukung oleh seberapa besar aktifitas fisik yang kerap dilakukan anak, salah satunya tentu saja bermain.

Permainan outdoor bisa membantu anak mengenal lingkungan dan juga menambah pengetahuan tentang alam. Berlari dan melompat merupakan media transfer ilmu terbaik untuk anak.

Membatasi gerak anak dengan larangan bermain akan membuat anak hidup tanpa rangsangan. Pada hakikatnya anak sangat butuh percikan dari alam agar neuron di otak anak tersambung untuk membentuk database.

Dunia bermain adalah gerbang ilmu pengetahuan pertama anak, tanpa bermain otak anak akan tumpul layaknya pisau yang jarang diasah.

Otak tidak berkembang sendiri untuk bisa berfungsi. Khususnya bagi anak, ketajaman otak sangat dipengaruhi seberapa besar porsi bermain anak dan seberapa bahagia hati anak.

Ada sebuah buku yang membahas tentang the happy brain, disana disebutkan bahwa rasa senang bagi anak memiliki fungsi untuk menguatkan fungsi otak.

Semakin senang seorang anak, maka semakin baik otaknya berkembang. Sebaliknya, semakin sering seorang anak mengalami kesedihan, semakin lemah otak bekerja.

Untuk merasa senang, anak membutuhkan aktifitas yang mengasikkan. Seringnya anak akan mencoba bermacam tipe permainan untuk mengeksplorasi. Ini memang normal dan perlu dibiarkan tanpa harus dilarang.

Orang tua Hanya perlu mengawasi, memandu, dan membimbing agar anak memahami apa yang dianggap pantas untuk dilakukan tanpa harus merasa takut. 

Oleh karena itu, orang tua perlu membiarkan anak bermain dengan menemani sambil membiarkan anak mencoba hal-hal baru. 

Masa bermain anak juga tidak selamanya, ada masa dimana anak akan merasa bosan dan fade berikutnya akan menyapa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun