Tidak hanya itu, ketika makanan dan minuman masuk ke lambung dan kemudian diproses dalam tubuh anak, tidak semuanya bisa berakhir pada energi. Kenapa? karena glukosa dan fruktosa disimpan dalam lemak terlebih dahulu.
Pada kondisi tidak bergerak, lemak akan bertumpuk dan kadar energi berlebih dari apa yang sebenarnya dibutuhkan anak sehari-hari. Makanya, konsums mimunan dengan dengan sukrosa sangat perlu dibatasi apalagi anak jarang bergerak karena tidak berolah raga.
Tidak berhenti disini saja, tumpukan lemak yang terus menerus terjadi menutup pintu masuknya nutrisi ke tubuh anak. Loh kok bisa? begini ibu-ibu dan bapak-bapak, kandungan sukrosa pada makanan dan minuman menimbukan efek kenyang.
Ini mengakibatkan anak tidak mau makan lagi jika sudah mengkonsumsi minuman dan makanan yang manisnya berlebih, termasuk susu kemasan, coklat, permen, dll.
Akhirnya, anak jarang mengkonsumsi makanan sehat dan menjadikan tumbuh mereka rentan terhadap penyakit karena kurangnya nutrisi yang dibutuhkan tubuh sebagai bahan bakar.Â
Para pakar kesehatan setuju bahwa untuk anak dibawah dua tahun tidak dibolehkan mengkonsumsi gula sama sekali. INGAT. Tidak boleh sama sekali.Â
Bagi mereka yang berusi 2-18 dianjurkan tidak mengkonsumsi lebih dari 25 gram/hari atau setara dengan 6 sendok teh/hari.Â
Coba cek kembali kadar asupa gula anak-anak kita di rumah ataupun di luar rumah. Apakah melebihi 25 gram atau tidak? Namun, jangan hanya terfokus pada sesuatu yang berwujud gula. NASI juga punya kandungan jenis gula, sayur, buah-buahan juga.
Jadi, saat seorang anak makan nasi+sayur, lalu minum jus, kemudian makan permen dilanjutkan minum susu kemasan, berapa banyak konsumsi gula yang sudah masuk ke tubuh?
Acapkali kita tidak menyadari bahaya gula karena pemahaman gula yang kita tahu hanya gula pasir, sementara minuman dan makanan dengan tambahan gula buatan memiliki efek lebih mengerikan pada tubuh tapi kita anggap biasa saja.Â
Wajar saja, anak-anak sekarang mudah sekali tertimpa obesitas, penyakit hepatitis, auto-imun, serangan jantung, kolestrol, dll. Dulunya kita sangat jarang mendengar penyakit ini hadir pada anak-anak.
Sebagai orangtua bijaklah dalam memberi makanan dan minuman kepada anak. Jangan memberikan makanan atau minuman karena faktor harga murah, ternyata didalamnya mengandung 'racun' mematikan yang bekerja pelan layaknya silent killer.Â