Bagi Paul itu tidak mematahkan semangatnya sama sekali. Walaupun mayoritas menyudutkan posisinya, Paul tetap pada pendiriannya untuk menjalankan bisnisnya sendiri.
Kerja kerasnya membuahkan hasil. Walau harus tetap kerja menyambi disana sini dan fokus memulai bisnisnya, Paul dengan keuletannya berhasil membangun perusahaannya sendiri setelah dua tahun mendapat profit seadanya.
Berkat skil komunikasi yang baik yang ia latih ketika bekerja sebagai penjual asuransi dan ensiklopedia, Paul terlatih menjadi pendengar yag baik dan berhasil mempelajari karakter pembeli dengan teliti.Â
Tahun 2015, Majalah Forbes menempatkan Paul sebagai orang terkaya d Amerika dengan peringkat 234 dari 400 kandidat. Penghasilannya mencapai $2.8 milyar. Sangat lumanyan bukan?
Lalu, bagaimana nasib kawannya satu lagi. Nah, temannya Michelle Phillips ternyata berhasil membangun karir di bidang musik. Ia merupakan salah satu pendiri 960s folk-rock band The Mamas & The Papas yang berhasil menjual 40 juta lebih kaset.Bayangkan saja keuntungannya berapa.
Nah, di hari ulang tahun Paul ke 50, Michelle mencari tahu keberadaan guru SMA mereka yang dulunya berkata Paul dan Michelle tidak akan berhasil di bisnis apapun.Â
Ketika guru mereka mendapati bahwa keduanya telah sukses,sang guru hanya berkata "well, shit".
Pesan moral dari cerita ini adalah, jangan memandang orang lain sebelah mata. Roda kehidupan berputar dan kita tidak pernah tahu kemana arah roda berjalan.
Bisa saja seorang murid yang hari ini terlihat nakal, malas, dan berpenampilan lusuh akan lebih cepat berhasil dari mereka yang pandai, rajin, dan berpakaian rapi.
Semua orang punya latar belakang berbeda dengan kisah unik yang terbungkus rapi. Khususnya bagi guru, perlakukan murid secara sama tanpa memandang bulu.
Hari ini mungkin saja sang murid berada di belakang, suatu saat nanti mereka akan berdiri di depan anda dengan jas dan dasi. Yah, namanya juga kehidupan, tidak semuanya bisa ditebak dari penampilan semata.
 Referensi bacaan (1)