Ternyata rahasia sukses Paul ada pada betapa giatnya ia bekerja sejak umur 9 tahun. Paul bekerja di berbagai tempat dan melakoni bermacam pekerjaan, dari mengantar koran sampai menyapu di tempat laundry.
Bahkan ia rela di bayar $1.25/jam dolar saat itu. Karena Paul bekerja dengan benar-benar teliti, pemilik laundry menaikkan gajinya menjadi $1.5/jam.Â
Berkat kegigihan dan jiwa pantang menyerah, Paul berhasil menamatkan SMA dan kemudian bergabung ke U.S Navy dan selama dua tahun mengabdi pada aircraft carrier USS Hornet.
Tidak berhenti disana, Paul bahkan tetap bekerja sebagai pembersih toilet, bekerja di SPBU, sampai bekerja sebagai penjual asuransi, semua ia lakoni untuk mendapatkan uang.
"He learned to overcome rejection, communicate with people by listening to them, and persuade others to take action. "
Inilah yang menjadi kunci sukses Paul. Ia rela bekerja apapun dan pada akhirnya banyak hal yang ia pelajari, termasuk diantaranya, menerima penolakan dari calon pembeli, komunikasi dengan berbagai kalangan orang, mendengar dan menawarkan produk kepada pembeli dengan baik.Â
Bagi Paul, skil yang ia dapat dari berbagai pekerjaan yang ia lakoni membuatnya menjadi orang yang tidak gampang menyerah dan terus belajar sehingga karakter dirinya terasah lebih tangguh.
Sayangnya, walaupun telah berusaha keras, Paul harus rela ditinggalkan istrinya saat berumur 20 tahun dan uang yang telah ia kumpulkan dibawa lari sang istri.
Lebih menyedihkan lagi, Paul terpaksa harus merawat anak semata wayangnya sendiri yang saat itu berumur 2.5 tahun. Buruknya lagi, ia harus rela keluar rumah sewa karena istrinya tidak membayar tagihan selama tiga bulan.
Tanpa pikir panjang, Paul tinggal di sebuah mobil tua yang satu-satunya ia miliki. Apakah Paul menyerah dengan keadaanya? TIDAK! sama sekali tidak. Ia bahkan berkata ke anaknya "kita akan melewati ini bersama"
Karena visi hidupnya yang jelas, Paul mulai berusaha lebih giat demi memulai perusahaannya sendiri dan tetap menjual ensiklopedia dari satu rumah ke rumah lainnya selama tiga tahun.
Uniknya, saat itu Paul hanya memiliki uang $700 di kantongnya. Teman-temannya semua berkata mustahil untuk memulai bisnis dengan uang segitu. Mereka bahkan mempertanyakan statusnya yang hanya sebagai tamatan SMA.