Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Anak Susah Diatur Bukan Berarti Nakal

24 Agustus 2022   13:20 Diperbarui: 25 Agustus 2022   06:00 1814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orangtua ingatkan anak dengan cara yang baik. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Nilai tanggung jawab dan ketegasan yang harus didapat dari seorang ayah bisa menjadi proteksi bagi anak laki-laki menjadi sosok pribadi yang tegas dan berani bertanggung jawab akan apa yang diperbuat.

Bagi anak perempuan, nilai kedekatan bersama sang ayah juga memilik peran untuk memproteksi diri mereka dari predator laki-laki yang bisa merayu kapan saja. 

Nah, disini kita memahami bahwa peran kedua orangtua haruslah seimbang. Kedekatan ayah dan ibu kepada anak harus dijaga secara proporsianal.

Terlebih jika kedua orangtua harus bekerja, perlu benar-benar diperhatikan apakah kebutuhan anak akan perhatian orangtua sudah dipenuhi dengan baik.

Sudahkah ibu menyalurkan waktunya bersama anak untuk memberi kasih sayang, begitu juga dengan seorang ayah, apakah perhatian kepada anak perempuan sudah diberikan dengan cukup.

Menganalisa pola asuh secara berkala akan memberikan orangtua sudut padang yang berbeda akan diri mereka. Banyak hal yang bisa menjadi pelajaran berharga yang bisa orangtua dapat dengan kembali menganalisa bagaimana mereka berinteraksi dengan anak.

Dalam jangka panjang, kedekatan emosional orangtua dan anak akan memberikan kenangan berbentuk memori positif yang menjadi input terbaik bagi anak saat menjadi orangtua. 

Tentunya kita tidak menginginkan anak mengulangi kesalahan yang sama ketika mereka menjadi orangtua. 

Hadiah terbaik yang bisa diberikan orangtua kepada anak adalah kenangan indah yang bisa diwariskan ke anak cucu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun