Orangtua bisa mengajak anak membahas topik tertentu dan meminta anak menjelaskan, misalnya, kenapa ketika banjir orang harus mengungsi, sehingga anak belajar untuk mengetahui sebab akibat melalui alasan yang logis. Pada tahapan ini anak baru bisa diajak berinteraksi dengan mengajukan pertanyaan "kenapa" dan "bagaimana".Â
Jawablah pertanyaan anak dengan jelas dan tidak bermakna ambigu. Misalkan anak bertanya, kenapa ketika hujan air bisa tergenang? maka carilah jawaban yang membuat anak paham dengan baik, seperti memberikan perumpaan air dari kran yang di tampung di ember maka akan berkumpul banyak jika tidak ada lobang yang membuat air keluar, sama seperti kemampuan tanah meyerap air membuat air tidak tergenang.Â
Anak diumur ini akan mulai banyak bertanya dan orangtua perlu bersabar untuk menjadi pendengar yang baik dan memberikan jawaban yang logis agar anak mampu menyerap informasi dengan baik dan merespon dengan baik pula.
Nah, sekarang kita sudah mengetahui kapan dan dimana kita bisa mengajak anak berbicara sesuai kemampuannya menyerap informasi. Pastikan tidka mengajak anak berbicara berlebihan di umur-umur awal paska kelahiran.Â
Komunikasi orangtua dan anak adalah kunci utama agar anak dapat berbicara dengan baik. Jangan menyepelekan komunikasi walaupun hanya sekejap, apalagi ketika anak bertanya tentang sesuatu. Â Ingat! anak yang banyak berinteraksi dengan orangtua akan condong lebih sukses secara sosial dan emosional. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H