Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Jangan Sepelekan Ketika Anak Bertanya

18 Juli 2022   08:32 Diperbarui: 18 Juli 2022   08:35 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak Bermain bersama orangtua: Photo by Tatiana Syrikova: https://www.pexels.com

Sebuah artikel menarik yang dipublikasikan melalui koran online Harvard, memaparkan bagaimana komunikasi orang tua dengan anak merupakan kunci utama perkembangan otak anak di usia belia. 

Hal ini unik karena kebanyakan orangtua menganggap berbincang atau berceloteh dengan anak di awal masa kelahiran tidak berpengaruh besar bagi perkembangan anak, nyatanya disinilah terletak rahasia besar yang sedikit orang mampu memaknai secara positif.

Artikel yang ditulis oleh Bari Walsh, seorang pakar pendidikan dan komunikasi Harvard, mengandung bebarapa nilai yang penting diketahui oleh orangtua yang memiliki anak. 

Menurutnya, untuk tumbuh berkembang dan belajar seorang bayi membutuhkan komunikasi yang cukup dengan orang sekitarnya, dalam hal ini ibu dan ayah punya peran utama. 

Reaksi yang ditimbulkan dengan keterlibatan orantua ketika berkomunikasi dengan anak layaknya asupan makanan yang dibutuhkan untuk tumbuhnya jaringan otak, bahkan lebih dari itu, komunikasi timbal balik orangtua dan anak mampu memacu kemahiran berbahasa sang anak, kemampuan membaca dan menulis, kesiapan untuk menerima pendidikan formal, dan kemantapan sisi sosial serta emosional.

Penelitian ini memaparkan hasil yang sungguh memilukan, rata-rata anak yang hidup di keluarga kurang mampu (low-income family) mendengar 30 juta kata lebih kurang dibandingkan mereka yang hidup di keluarga berkecukupan (upper-income family) dan memiliki kosakata lebih sedikit. 

Meskipun demikian, Meredith Rowe, pakar pendidikan universitas Harvard mengatakan kualitas percakapan lebih penting dari kuantitas kata-kata yang dipakai saat interaksi. 

Artinya, seorang ibu perlu mengetahui cara berinteraksi dengan baik dengan bayinya, bukan hanya sebatas mengajak bayi berbincang dengan jumlah kata-kata yang banyak sehingga bayi tidak mendapatkan interaksi sehingga respon balik tidak terjadi. 

Dalam hal ini Barry Zuckerman, dokter anak di Boston membagi beberapa tahapan menyangkut apa-apa saja yang perlu dibicarakan dengan anak berdasarkan tingkatan umur mereka. 

1. Umur 1-6 bulan : Bayi Mulai Merespon

pada tahapan ini bayi baru mampu meniru suara dan ekspresi wajah dari orang yang mengajak bicara. Intinya, pada saat ini bayi tidak bisa merespon gaya bicara orang dewasa dengan nada datar. Bayi di umur 6 bulan hanya mampu menangkap beberapa kata yang dikaitkan dengan ekspresi wajah si pembicara. 

Makanya penting bagi ibu atau Ayah untuk memperlihatkan ekspresi wajah ketika mengajak komunikasi anak pada tahap ini. Jangan mengajak berbicara layaknya orang dewasa, tapi fokuslah pada kata perkata dengan senyuman dan raut wajah yang membuat bayi mau merespon balik dengan caranya tersendiri. 

 2. umur 6-18 bulan : Bayi Mulai Menyerap Bahasa

pada tahap ini bayi mulai menyerap kosa kata secara cepat, ibarat spon yang mampu menyerap air. Ia mulai memahami kata-kata dengan baik dan sangat cepat. Mereka mampu menunjuk ke arah hidung bahkan lebih cepat sebelum mereka tahu itu adalah hidung. Pada tahap bayi akan belajar banyak dari interaksi sosialnya dengan siapa saja. 

Jadi, peran orangtua sangat penting disini agar anak mampu menyerap makna kata secara benar dan mendapat stimulasi dengan baik. Yang lebih penting pada tahapann umur ini, bayi akan mudah belajar dengan menggunakan objek secara langsung dengan cara menunjuk dan isyarat tertentu tentang objek yang dilihat. 

Bayi belajar menamai objek berupa benda, binatang, tumbuhan dan lainnya. Jika ingin anak cepat mengingat nama benda maka gunakan objek sebagai mediator dan gunakan isyarat sangat berinteraksi. 

3. Umur 18-36 bulan : Bayi Mulai Memahami bahasa Verbal dengan baik

Kemampuan verbal dan kognitif berkembang di tahapan ini. Orangtua dianjurkan mengajak anak berbicara lebih menanatang dengang menggunaka kata "Apa" dan "Dimana". Anak pada tahapan umur ini sudah mampu berinteraksi dengan bahasa yang lebih sulit. 

Ibu dapat mengajukan pertanyaan yang dapat menstimulus otak anak dengan pertanyaan yang mengarah pada jawaban responsif. Dan hal penting lainnya adalah memberikan kesempatan pada anak untuk menjawab sebelum mengajukan pertanyaan yang lain (take-turn coversation)

4. Umur 36 Bulan ke atas : Bayi Memahami Struktur bahasa (Grammar)

Nah, di umur ini anak sudah paham tentang masa lalu dan masa depan. Artinya, anak bisa mengaitkan kejadian kemarin yang sudah berlalu dan sesuatu yang akan terjadi esok hari. Disinilah orangtua dianjurkan membacakan cerita ke anak mengaitkan hal-hal berdasarkan tahapan kejadian sehingga kemampuan berbahasa anak akan lebih terasah dan jumlah kosakata akan meningkat otomatis. 

Orangtua bisa mengajak anak membahas topik tertentu dan meminta anak menjelaskan, misalnya, kenapa ketika banjir orang harus mengungsi, sehingga anak belajar untuk mengetahui sebab akibat melalui alasan yang logis. Pada tahapan ini anak baru bisa diajak berinteraksi dengan mengajukan pertanyaan "kenapa" dan "bagaimana". 

Jawablah pertanyaan anak dengan jelas dan tidak bermakna ambigu. Misalkan anak bertanya, kenapa ketika hujan air bisa tergenang? maka carilah jawaban yang membuat anak paham dengan baik, seperti memberikan perumpaan air dari kran yang di tampung di ember maka akan berkumpul banyak jika tidak ada lobang yang membuat air keluar, sama seperti kemampuan tanah meyerap air membuat air tidak tergenang. 

Anak diumur ini akan mulai banyak bertanya dan orangtua perlu bersabar untuk menjadi pendengar yang baik dan memberikan jawaban yang logis agar anak mampu menyerap informasi dengan baik dan merespon dengan baik pula.

Nah, sekarang kita sudah mengetahui kapan dan dimana kita bisa mengajak anak berbicara sesuai kemampuannya menyerap informasi. Pastikan tidka mengajak anak berbicara berlebihan di umur-umur awal paska kelahiran. 

Komunikasi orangtua dan anak adalah kunci utama agar anak dapat berbicara dengan baik. Jangan menyepelekan komunikasi walaupun hanya sekejap, apalagi ketika anak bertanya tentang sesuatu.  Ingat! anak yang banyak berinteraksi dengan orangtua akan condong lebih sukses secara sosial dan emosional.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun