Lama-kelamaan otak akan menjadi tumpul dan tidak responsif menghadapi lawan bicara. Anak yang sering menghabiskan waktu memegang smartphone akan merasa janggal saat duduk bersama saat tidak diberikan smartphone.
Akhirnya, secara perlahan anak mulai merasa risih dan enggan jika diajak berkumpul bersama keluarga. Yang sering saya perhatikan adalah orangtua tetap memberikan smartphone kepada anak walaupun sedang berkumpul bersama keluarga besar.
Sebenarnya, pola pembiasaan seperti ini akan menjadi penghambat interaksi antar anggota keluarga. Seharusnya, waktu bersama keluarga tidak dihabiskan dengan menatap layar.Â
Batasi Penggunaan Smartphone pada Anak
Orangtua harus membuat aturan yang bijak untuk penggunaan smartphone bagi anak. Jika tidak, anak akan terbiasa merekam kebiasaa yang buruk. Ini bukan hanya membuat anak menjadi malas, namun juga membuat batasan ketika bersama orang lain.
Rasa nyaman ketika bersama smartphone secara otomatis akan membentuk kebiasaan baru pada anak. Hal ini akan berdampak buruk secara jangka panjang, termasuk saat menghabiskan waktu bersama orangtua.
Aturan yang bijak hendaknya harus menjadi perhatian orangtua. Ajak anak untuk membuat aturan yang disepakati bersama, misalnya, tidak memegang smartphone sama sekali saat berkumpul.
Batasi penggunaan smartphone dengan penjadwalan yang jelas. Tulis aturan yang sama-sama bisa dilihat dan di tempel di ruang keluarga. Jika aturan dilanggar maka ada konsekuensi yang harus dihadapi anak.
Setiap kali anak melanggar, bicarakan dengan baik dan tuntun mereka untuk memahami efek buruk penggunaan smartphone. Jangan menerapkan hukuman tanpa menjelaskan kenapa mereka dihukum.
Pemahaman efek negatif yang ditimbulkan smartphone haruslah dikenalkan orangtua kepada anak. Dengan menampilkan informasi secara visual agar anak mudah memahami.Â