Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Gagal Bukan Berarti Sial, Mengubah Pola Pikir tentang Kegagalan

6 Juli 2022   13:45 Diperbarui: 7 Juli 2022   22:03 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tulisan kali ini saya ingin membahas tentang memaknai kegagalan secara positif. Rangkuman dari sebuah buku dengan judul From Failure to Success, ditulis oleh Martin Meadows.

Ini adalah buku kedua yang saya baca saat ini dengan ketebalan halaman 279 dan tentunya lebih tebal dari buku pertama yang saya tamatkan 2 hari yang lalu. 

Ada beberapa pelajaran berharga yang saya dapat di dalam buku ini, sehingga saya terdorong untuk membuat rangkuman sekiranya bermanfaat bagi yang membaca.

Secara umum isi buku ini menceritakan tentang kegagalan dan bagaimana memaknai kegagalan sehingga setiap orang bisa menjadikannya batu loncatan yang bermanfaat dalam hidup.

Bagaimana seseorang memaknai kegagalan memiliki kaitan erat dengan bagaimana sikap dan tindakan dalam merespons kegagalan. Ada yang memandang kegagalan sebagai sebuah keburukan, ada yang melihatnya sebagai sebuah pembelajaran.

Gagal bukanlah Sebuah Petaka

Secara umum kebanyakan orang melebel kegagalan identik dengan hal negatif, yang pada akhirnya menyikapinya dengan keputusasaan dan keengganan mencoba untuk mencoba lagi.

Padahal, sebuah kegagalan hendaknya ditempatkan sebagai sebuah refleksi untuk memaksimalkan usaha. Bisa jadi percobaan pertama belum begitu maksimal dan bisa menjadi sebuah cermin untuk percobaan berikutnya.

Namun, bagi sebagian orang kegagalan seakan akhir dari segalanya. Akibatnya, orang dengan tipe seperti ini lebih condong menyerah dan berpikir negatif akan usaha yang sudah dilakukan.

Siapa yang bisa menjamin kita akan sukses di percobaan pertama, kedua, ketiga dan seterusnya? TIDAK ADA! Semua dimulai dari sebuah keyakinan tentang usaha yang kita lakukan. 

Ilustrasi respon terhadap kegagalan https://www.challengebasedlearning.org
Ilustrasi respon terhadap kegagalan https://www.challengebasedlearning.org

Sebuah usaha akan berakhir pada hasil, tapi tidak selamanya itu bermakna kita harus mendapatkan apa yang kita tujukan. 

Ada banyak hal yang tidak bisa kita tebak dalam hidup ini, maka berusaha juga harus disertai dengan kesabaran dan lapang dada.

Jadi, saat mencoba sesuatu cukup maksimalkan usaha yang kita lakukan dan jangan sekali-kali menaruk harapan yang berlebihan. Cukup ikhlaskan apapun hasilnya agar hati lebih berdamai ketika menyikapiya. 

Mengubah Pola Pikir tentang Kegagalan

Sadar atau tidak, sudut pandang yang kita bentuk terhadap sebuah objek akan menghasilkan pancaran serupa. Otak kita condong merespon sesuai instruksi yang kita berikan.

Sebuah ilustrasi tentang dua orang yang menyikapi satu hal yang sama secara berbeda. Jona dan Joni memiliki latar belakang keilmuan yang sama dan ingin mencoba sebuah bisnis laundry.

Keduanya tidak memiliki modal. Jona berkata, "Jika saja saya punya uang lebih, saya akan langsung mulai usaha Laundry, berbeda dengan Joni yang berkata, "Saya tidak punya uang sekarang, tapi saya harus mencari cara untuk memulai bisnis Laundry."

Siapa yang kemungkinan akan mencoba lebih dahulu?

Kedua perkataan dari Jona dan Joni akan mempengaruhi tindakan yang mereka ambil. Jona condong menunggu uang datang, sedangkan Joni mengarahkan pikiran untuk mencari modal agar bisa memulai usaha barunya. 

" the words you use that steer your thinking process"

Berhati-hatilah dalam perkataan saat merespons sesuatu! Perkataan yang kita ucapkan akan mengarahkan pola tindakan yang kita ambil/lakukan. Ini adalah faktor utama kenapa kebanyakan orang enggan memulai sesuatu.

Hal yang sama berlaku saat seseorang merespons sebuah kegagalan. Apakah akan berkata, "Saya memang ditakdirkan untuk terus gagal" atau "saya akan memperbaiki kesalahan yang saya buat di percobaan pertama dan mencobanya lagi."

Saya sering menemui dua tipe orang dengan respons terhadap kegagalan yang berbeda. Uniknya, saya menemukan fakta bahwa mereka yang merespons kegagalan sebagai hal positif akan lebih terbuka memperbaiki diri dan mudah untuk berhasil.

Sedangkan individu yang merespons kegagalan sebagai hal negatif akan condong mencoba seadanya, kalaupun ia mencoba kali kedua dan ketiga, usahanya hanya sebatas mencoba tanpa merefleksi terhadap kegagalan sebelumnya.

"If you want to take your life to the next level, you'll have to sacrifice some of that security for growth."

Ungkapan di atas kerap disandingkan dengan rasa takut ketika mencoba sesuatu. Ada banyak orang yang tidak mencoba karena takut gagal, ada yang sudah mencoba tapi rasa takutnya lebih besar dari kegagalan yang akan dihadapi.

Arah pikiran kita ketika mencoba sesuatu akan sangat mempengaruhi reaksi yang kita keluarkan saat menemui hasil. Intinya, memberikan gambaran kegagalan pada pikiran akan menjadikan kita terfokus pada hasil. 

Pada kenyataannya kita harus siap dengan segala hasil yang kita dapat dari usaha yang kita berikan. Secara simpel ini bermakna, kita harus siap mengorbankan ketidaknyamanan agar bisa sukses.

Jika usaha yang kita berikan sama, maka hasil yang kita berikan akan relatif sama. Dalam konteks beasiswa misalnya, banyak yang ingin kuliah di luar negeri tapi tidak mau berusaha lebih untuk memperbaiki bahasa Inggris. 

Akhirnya, usaha yang diberikan tidak relevan dengan hasil yang diinginkan. Yah, otomatis kegagalan adalah teman sejati yang kerap hadir menemani tipe orang seperti ini. Hehe.

Berikan usaha maksimal untuk hasil yang optimal. Jika pun tetap gagal, maka itu bisa bermakna ada hal yang lebih baik akan segera tiba. Sebagai manusia kita memiliki keterbatasan untuk melihat gambaran masa depan.

Mengharapkan hasil baik adalah sebuah keinginan semua orang, tapi memaksakan hasil sesuai kehendak adalah sebuah kesalahan.

Bisa jadi, dengan rentetan kegagalan ada hikmah yang tersirat. Tidak selamanya kegagalan adalah sebuah kesialan. Tergantung cara kita menyikapi dan memahami makna kegagalan dengan sudut pandang positif.  

Toh pada akhirnya, tidak mendapat beasiswa A bukan penghalang mendapatkan beasiswa B, C dan D.

Menjadi janda bukan bermakna gagal dalam pernikahan. Eh....Mungkin saja ada kebaikan yang datang dengan sebab perceraian.

Sama halnya seperti gagal menikah beberapa kali, bisa jadi calon sebelumnya memiliki sifat buruk yang tidak mampu kita lihat, sedangkan alam memiliki cara tersendiri untuk menyeleksi.

Pasrahkan hasil pada yang memberikan. Berikan usaha yang terbaik terlebih dahulu, dan jangan pernah memaksakan keinginan terhadap sebuah hasil. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun