Berhati-hatilah dalam perkataan saat merespons sesuatu! Perkataan yang kita ucapkan akan mengarahkan pola tindakan yang kita ambil/lakukan. Ini adalah faktor utama kenapa kebanyakan orang enggan memulai sesuatu.
Hal yang sama berlaku saat seseorang merespons sebuah kegagalan. Apakah akan berkata, "Saya memang ditakdirkan untuk terus gagal" atau "saya akan memperbaiki kesalahan yang saya buat di percobaan pertama dan mencobanya lagi."
Saya sering menemui dua tipe orang dengan respons terhadap kegagalan yang berbeda. Uniknya, saya menemukan fakta bahwa mereka yang merespons kegagalan sebagai hal positif akan lebih terbuka memperbaiki diri dan mudah untuk berhasil.
Sedangkan individu yang merespons kegagalan sebagai hal negatif akan condong mencoba seadanya, kalaupun ia mencoba kali kedua dan ketiga, usahanya hanya sebatas mencoba tanpa merefleksi terhadap kegagalan sebelumnya.
"If you want to take your life to the next level, you'll have to sacrifice some of that security for growth."
Ungkapan di atas kerap disandingkan dengan rasa takut ketika mencoba sesuatu. Ada banyak orang yang tidak mencoba karena takut gagal, ada yang sudah mencoba tapi rasa takutnya lebih besar dari kegagalan yang akan dihadapi.
Arah pikiran kita ketika mencoba sesuatu akan sangat mempengaruhi reaksi yang kita keluarkan saat menemui hasil. Intinya, memberikan gambaran kegagalan pada pikiran akan menjadikan kita terfokus pada hasil.Â
Pada kenyataannya kita harus siap dengan segala hasil yang kita dapat dari usaha yang kita berikan. Secara simpel ini bermakna, kita harus siap mengorbankan ketidaknyamanan agar bisa sukses.
Jika usaha yang kita berikan sama, maka hasil yang kita berikan akan relatif sama. Dalam konteks beasiswa misalnya, banyak yang ingin kuliah di luar negeri tapi tidak mau berusaha lebih untuk memperbaiki bahasa Inggris.Â
Akhirnya, usaha yang diberikan tidak relevan dengan hasil yang diinginkan. Yah, otomatis kegagalan adalah teman sejati yang kerap hadir menemani tipe orang seperti ini. Hehe.
Berikan usaha maksimal untuk hasil yang optimal. Jika pun tetap gagal, maka itu bisa bermakna ada hal yang lebih baik akan segera tiba. Sebagai manusia kita memiliki keterbatasan untuk melihat gambaran masa depan.