Pikiran seperti ini menjadikan orang untuk mundur ke belakang ketimbang mencoba. Wajar saja! karena sisi negatif memblokir alur pikiran jernih yang berujung pada sisi negatif yang sudah duluan menguasai pikiran.
Malah kalau kita mau akui pikiran dengan pembuka "bagaimana jika......" umumnya tidak bermanfaat atau sangat merugikan individu. Makanya, berhenti berpikir terkadang memiliki sisi positif tersendiri jika diterapkan dengan benar.Â
Seberapa banyak orang yang tidurnya terganggu akibat pikiran yang tidak ada manfaatnya? Malah ada yang gara-gara takut diputus cinta berakhir gantung diri atau bunuh diri. Ruginya malah berkali lipat.
Coba latih pikiran untuk tidak berpikir dalam konteks tertentu. Terlebih dalam dua hal berkaitan masa lalu dan masa depan. Berhenti untuk memikirkan apa yang kita lakukan di masa lampau jika tidak ada manfaatnya.
Sebaliknya, jadikan masa lalu hanya sebagai refleksi untuk menjadi individu yang lebih baik. Jangan menghabiskan energi untuk mengingat apa yang tidak kita lakukan dahulu. Fokuslah pada apa yang kita lakukan sekarang dengan membuat keputusan yang terbaik.
3. Pikirkan Sesuatu yang Bisa dikontrol
Pikiran kita bisa dikendalikan dengan mengarahkan ke hal yang bisa kita kontrol. Hasrat, tindakan, kata-kata, dan niat adalah hal-hal yang bisa kita kontrol.
Sedangkan masa lalu dan masa depan adalah dua hal yang tidak bisa kita kontrol. Artinya, menghabiskan waktu menangisi masa lalu adalah sebuah kebodohan dan buang waktu saja, sama seperti mengkhawatirkan masa depan yang belum terjadi.Â
Keinginan untuk bermalas-malasan adalah sesuatu yang bisa kita kendalikan. Memilih ucapan baik ketika berbicara juga bisa kita kontrol dengan bijak.Â
Menghabiskan waktu untuk berhenti bermalas-malasan akan lebih bermanfaat daripada menghabiskan waktu menangisi masa lalu yang buruk.Â
Dua tipe pikiran yang membawa manfaat yaitu: memikirkan cara menyelesaikan masalah dan memahami ilmu tertentu dan memakainya untuk menyelesaikan masalah.