Sangat berbeda dengan EQ, dimana kemampuan mengenal emosi didapat oleh bayi dengan mengobservasi dan stimuli dari luar. Input pada otak bayi tidak bisa mengenal emosi dengan sendirinya melainkan melalui kontak visual dan verbal melalui interaksi dan komunikasi.
Disini, orangtua perlu memahami bahwa pola interaksi dan komunikasi akan membentuk EQÂ anak secara tidak langsung. Orangtua yang jarang berkomunikasi dan berinteraksi dengan anak akan mengakibatkan anak memiliki EQÂ yang kurang baik.
Dengan kata lain, anak yang jarang menghabiskan waktu bersama orangtua akan sangat sulit memiliki kemampuan mengatur dan meregulasi emosi dengan baik.Â
Walaupun, secara IQÂ seorang anak lebih unggul karena faktor ilmu, namun secara jangka panjang ia akan sulit berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain karena kemapuan memahami emosi yang tidak diwarisi secara alami.
Nature atau Nurture?
Nah, sedikit kembali ke pembahasan awal. Apakah EQÂ bisa didapat secara alami (nature) dari keturunan atau bisa diajarkan (nurture)?
If your emotional abilities aren't in hand, if you don't have self-awareness, if you are not able to manage your distressing emotions, if you can't have empathy and have effective relationships, then no matter how smart you are, you are not going to get very far.
---Daniel Goleman
Dalam lingkup EQ, kata yang paling penting adalah manage. Artinya, kemampuan mengatur emosi. Nah, kapan seseorang belajar memahami emosi? jawabannya dimulai sejak umur 1 tahun.
infants begin to show signs of detecting different emotions within the first year of life!
Sejak umur 4-5 bulan, bayi mulai mampu membedakan suara dan mengaitkannya dengan emosi yang muncul dari ekspresi wajah. Ringkasnya, seorang ibu atau ayah yang berkomunikasi dengan anak mesti lebih sering memperlihatkan intonasi bicara yang berbeda disertai ekspresi wajah yang berbeda pula.
Tujuannya agar anak bisa mendapat input berbeda berkaitan dengan senang, sedih, marah dan lainnya. Anak akan terus menyimpan input berbeda di otaknya dan secara otomatis otak akan membangun kemampuan intepretasi emosi.