Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Fakta Mencengangkan tentang Limbah Plastik di Dunia

23 Februari 2022   12:45 Diperbarui: 22 Maret 2022   18:04 1337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar:https://www.forbes.com

ada sekitar 5 milyar sampah plastik per tahun di seluruh dunia. Hanya 1-3% yang berhasil di daur ulang.

Sampah plastik menjadi isu penting yang merusak planet bumi. Selain karena murah dan mudah didapat, perputaran sampah plastik dalam rumah tangga seakan lebih cepat dari perputaran uang sekalipun.

 Di Amerika saja, limbah sampah plastik per minggu diprediksi bisa mengelilingi dunia 5 kali. WOW bukan?

Di Samudra Pasifik utara jumlah buangan sampah plastik 6x lebih banyak dari jumlah plankton. Bagi binatang laut, hal ini menjadi ancaman besar karena seringkali limbah plastik menjadi makanan tanpa sengaja bagi habitat lautan.

Pernahkah anda mendengar the great pacific garbage patch? Ini adalah sebuah pulau sampah di pasifik utara yang luasnya mencapai 1.6 juta kilometer persegi pada tahun 2021. 

Limpah sampah plastik yang terbuang ke samudra berhasil menciptakan sebuah pulau yang luasnya setara dengan gabungan negara India, Eropa dan Mexico. Bayangkan bagaimana rusaknya lingkungan laut?

10% dari plastik yang terpakai berakhir di lautan setiap tahunnya itu setara dengan 700 milyar botol plastik.

Jika ada sekitar 1 ton plastik yang didaur ulang itu setara dengan menyimpan 1000-2000 galon minyak bensin. Dan 1 ton sampah plastik setara dengan 25000 sampah botol plastik. 

8% produksi minyak dunia dipakai untuk membuat plastik yang berakhir menjadi sampah baik di daratan maupun di lautan. 

Jika kita merujuk pada sampah rumah tangga, sekitar 11% merupakan koleksi sampah plastik yang tidak bisa dibendung penggunaannya.

Sejarah Pembuatan plastik

Tahun 1907 Leo Baekeland menemukankan plastik sintesis pertama. Karena sifat polimer yang sintesis dan bisa dibentuk apapun, penemuan ini menjadikan perusahaan kimia menginvestasi uang untuk penelitian selanjutnya.

Saat perang dunia kedua, kebutuhan akan plastik meningkat. Ini menjadikan exspansi industri pabrik plastik besar-besaran di Amerika. 

Wallace Carothers pada tahun 1935 menciptakan Nilon yang bisa digunakan sebagai sutra sintesis, yang kemudian dipakai untuk bahan parasut, tali, pelindung diri, dan helem untuk keperluan perang.

Penggunaan plastik meningkat sampai 300% pada saat perang dunia kedua. ini sebuah fakta yang membuktikan bagaimana mobilitas sampah plastik meroket tajam saat perang.

Sampah Plastik di Indonesia

Data statistik menunjukkan Ada 7.8 juta ton sampah plastik per tahun di Indonesia. Dimana hanya 10% yang mampu menyentuh ladang daur ulang dan dari jumlah tersebut, 625.000 ton berakhir ke laut.

Kemana sampah plastik lainnya? umumnya sampah plastik di Indonesia berakhir pada tempat pembuangan akhir (TPA) yang membentuk gunungan sampah. Sedihnya jarak TPA condong dekat dengan kawasan penduduk dan lahan pertanian. 

Ada dua efek yang muncul akibat tumpukan sampah ini: keadaan air tanah berubah dan kualitas kesuburan tanah juga mengalami defisit. Akhirnya, kawasan setempat tercemar mengakibatkan penyakit baru muncul akibat bakteri yang berhasil berkembangbiak dalam tanah.

Hampir setengah dari 7.8 juta ton sampah plastik tidak dikelola dengan baik di Indonesia. Distribusi tong sampah yang tidak merata, jenis sampah kering dan basah yang tidak terpisahkan menjadikan masalah persampahan lebih kompleks ketika disortir.

Jenis makanan yang dominan basah menyebabkan sampah di Indonesia lebih khas. Jumlah sampah kering yang dihasilkan lebih sering bercampur dengan plastik basah hasil bungkusan makanan.

Cuaca di Indonesia juga menjadikan sampah lebih sulit di proses saat hujan. Apalagi ketika sisa makanan yang tertinggal dalam plastik meninggalkan bau yang menyengat menjadikan bakteri lebih mudah tumbuh, hidup dan menyebar ke tanah dan air.

Kecemasan akan sampah plastik mulai digemakan pada tahun 1970-1980an. Industri plastik mulai menggaungkan kepedulian akan sampah plastik yang kian meninggalkan jejak di bumi tanpa solusi. 

the more plastic is recycled, the less money the industry will make selling new plastic.  

Uniknya, kampanye daur ulang sampah yang digemborkan produsen plastik bukan tanpa tujuan. Penggunaan minyak untuk transportasi diprediksi akan menurun tajam seiring hadirnya teknologi terbarukan yang menghadirkan transportasi listrik yang lebih ramah lingkungan.

Tentunya mereka berharap jumlah plastik yang diproduksi bisa lebih besar dengan sedikit pesan positif mendaur ulang. Hal ini sejalan dengan prediksi jumlah pemakaian plastik yang meningkat sampai tahun 2050 setidaknya. 

Daur ulang menjadi sebuah polemik dengan tetap masifnya penggunaan plastik dalam rumah tangga. Sementara isu daur ulang juga disatu sisi menjadi bisnis menggiurkan bagi industri plastik.

Pasar dunia memprediksi nilai angka USD 72 milyar pada tahun 2028 untuk bisnis daur ulang di dunia. Disaat yang sama jumlah produksi plastik  meningkat dan nilai keuntungan juga meroket.

Alternatif produksi plastik ke ranah lebih aman pun digemakan. Ilmuan mencoba membuat jenis plastik baru yang disebut bioplastic yang diproses dari tumbuhan.

Tujuan menemukan jenis plastik lain yaitu untuk tetap menggunakan plastik dengan cara yang lebih aman bagi lingkungan tanpa tertumpu pada minyak bumi yang tidak aman bagi ekosistem.

Permintaan akan plastik yang berasal dari gaya hidup konsumtif bak mata rantai yang sulit untuk diputus. Apalagi dengan bahan elektronik yang tidak mungkin tidak membutuhkan penggunaan plastik membuat rantai semakin kuat untuk diputus.

Pola hidup sehat mungkin saja bisa memutuskan mata rantai sampah plastik kedepan, namun demikian kecendrungan memiliki barang yang terbuat dari plastik menjadi ancaman nyata.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun