Sejarah Pembuatan plastik
Tahun 1907 Leo Baekeland menemukankan plastik sintesis pertama. Karena sifat polimer yang sintesis dan bisa dibentuk apapun, penemuan ini menjadikan perusahaan kimia menginvestasi uang untuk penelitian selanjutnya.
Saat perang dunia kedua, kebutuhan akan plastik meningkat. Ini menjadikan exspansi industri pabrik plastik besar-besaran di Amerika.Â
Wallace Carothers pada tahun 1935 menciptakan Nilon yang bisa digunakan sebagai sutra sintesis, yang kemudian dipakai untuk bahan parasut, tali, pelindung diri, dan helem untuk keperluan perang.
Penggunaan plastik meningkat sampai 300% pada saat perang dunia kedua. ini sebuah fakta yang membuktikan bagaimana mobilitas sampah plastik meroket tajam saat perang.
Data statistik menunjukkan Ada 7.8 juta ton sampah plastik per tahun di Indonesia. Dimana hanya 10% yang mampu menyentuh ladang daur ulang dan dari jumlah tersebut, 625.000 ton berakhir ke laut.
Kemana sampah plastik lainnya? umumnya sampah plastik di Indonesia berakhir pada tempat pembuangan akhir (TPA) yang membentuk gunungan sampah. Sedihnya jarak TPA condong dekat dengan kawasan penduduk dan lahan pertanian.Â
Ada dua efek yang muncul akibat tumpukan sampah ini: keadaan air tanah berubah dan kualitas kesuburan tanah juga mengalami defisit. Akhirnya, kawasan setempat tercemar mengakibatkan penyakit baru muncul akibat bakteri yang berhasil berkembangbiak dalam tanah.
Hampir setengah dari 7.8 juta ton sampah plastik tidak dikelola dengan baik di Indonesia. Distribusi tong sampah yang tidak merata, jenis sampah kering dan basah yang tidak terpisahkan menjadikan masalah persampahan lebih kompleks ketika disortir.
Jenis makanan yang dominan basah menyebabkan sampah di Indonesia lebih khas. Jumlah sampah kering yang dihasilkan lebih sering bercampur dengan plastik basah hasil bungkusan makanan.