Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Tiga Kunci Utama Memperkenalkan Bacaan kepada Anak

7 Februari 2022   12:04 Diperbarui: 15 Juli 2022   09:30 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu upaya untuk memperkenalkan bacaan kepada anak, sebagai orangtua kita harus konsisten. Sumber: Pexels/Anna Pou via Kompas.com

Konsisten, Koneksi & Kualitas adalah langkah 3K terbaik saat menghadirkan bacaan kepada anak 

pada tulisan sebelumnya saya menulis tentang aktivitas membaca untuk melatih skil komunikasi anak (baca disini), kali ini saya akan sedikit membahas 3 langkah menghadirkan bacaan kepada anak.

1. Konsisten

Perkembangan otak diawal masa kelahiran merupakan tahap awal bagi anak untuk mengenal rutinitas. Lingkungan akan menjadi sumber ilmu bagi anak untuk beradaptasi, sementara orangtua memiliki peran untuk membentuk sebuah kebiasaan bagi anak. 

Menghadirkan bacaan pada anak di usia 0-12 bulan memiliki tantangan tersendiri. Kunci utamanya adalah konsisten. Rangkaian informasi yang masuk ke otak anak akan disimpan, namun pengulangan akan bertahan lebih baik.

Kegiatan membaca yang dilakukan setiap hari dengan waktu terstruktur akan membentuk sebuah pola pembiasaan. Nantinya anak akan tanpa sadar memindahkan input membaca ke memori jangka panjang.

Orangtua yang rutin membacakan buku kepada anak pada usian 0-12 bulan tidak hanya memberikan input yang baik bagi otak, tapi juga menanamkan sebuah kebiasaan yang akan menjadi database  bagi anak.

Membacakan buku untuk anak yang masih dibawah 1 tahun tidak perlu lama, yang paling penting adalah membentuk jadwal pasti. Seperti saat makan, sebelum tidur atau momen waktu lainnya.

Ilustrasi gambar: www..booktrust.org.uk
Ilustrasi gambar: www..booktrust.org.uk

2. Koneksi

Membaca dalam sudut pandang anak adalah tidak lebih sebagai sebuah aktivitas. Menghubungkan bacaan dengan apa yang dialami anak akan mengajarkan anak tentang hukum sebab-akibat.

Karakter bacaan melalui tokoh yang digambarkan membuat anak membentuk imajinasi didaam otak. Sehingga kemampuan mengaitkan apa yang didengar dengan apa yang dilihat akan mengajarkan anak untuk memahami keadaan disekitar mereka.

Tentunya penting bagi orangtua memilih dan membacakan buku-buku yang membentuk pemikiran yang baik bagi anak pada umur 0-12 bulan. Sebisa mungkin untuk tidak mengenalkan tokoh fiksi yang berlawanan dengan apa yang dialami anak dalam dunia nyata.

Ada baiknya orangtua mulai menanamkan nilai-nilai karakter melalui buku bacaan sejak kecil. Kebersihan, pola hidup sehat, kenyamanan dan keamanan perlu diperkenalkan kepada anak melalui bacaan.

Anak akan lebih mudah menyerap informasi melalui gambar. Orangtua harus mampu mengaitkan gambar dengan kata-kata yang mudah dipahami anak secara verbal. Cukup ungkapkan 1-2 kata kepada anak yang berumur 1-3 bulan sambil menunjuk ke gambar.

Koneksi antara gambar dan situasi sekitar anak juga perlu dikaitkan. Sebagai contoh, ajarkan nilai kebersihan dengan menunjuk kepada gambar sebuah rumah yang rapi dan bersih, kemudian tunjukkan kepada anak situasi rumah yang bersih.

3. Kualitas

Momen membaca hendaknya dihadirkan dengan kenyamanan. Hadirkan bacaan dengan kreatifitas yang bervariasi. Jika bisa, buatlah rak buku kecil dalam ruangan dengan desain menarik. 

Karena masa kecil adalah masa bermain, maka kenalkan bacaan dengan cara bermain pula. Saat anak sudah mulai merangkak, ketertarikan pada benda akan muncul. Maka belilah buku yang memiliki sampul tebal tapi lembut.

boardbook mungkin bisa menjadi pilihan yang baik untuk anak 0-12 bulan. Pilih buku yang condong memiliki gambar dengan 1-3 objek perhalaman. Tujuannya agar anak bisa fokus untuk mengenal benda perlahan.

Selain itu belilah mainan yang bisa dipegang anak yang merupakan objek dalam bacaan. Sambil membacakan buku kepada anak, orangtua bisa menunjukkan gambar dan saat bersamaan menunjuk ke objek benda.

Kualitas membaca akan lebih penting ketimbang kuantitas. Maknanya adalah, momen membaca harus mampu memicu tawa anak agar input yang masuk ke otak lebih baik.

Memperagakan bunyi binatang dengan mimik wajah dan menggunakan tangan untuk mendeskripsikan objek akan membuat kualitas membaca lebih berbobot. Anak dengan sendirinya akan mengaitkan bunyi dan objek yang dimaksud orangtua.

Arahkan anak untuk menggunakan tangan jika mereka sudah mampu. Kegiatan seperti ini akan mengaktifkan koneksi didalam otak lebih banyak, sehingga memori membaca akan membentuk rasa senang dan nyaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun