Kualitas membaca akan lebih penting ketimbang kuantitas. Maknanya adalah, momen membaca harus mampu memicu tawa anak agar input yang masuk ke otak lebih baik.
Memperagakan bunyi binatang dengan mimik wajah dan menggunakan tangan untuk mendeskripsikan objek akan membuat kualitas membaca lebih berbobot. Anak dengan sendirinya akan mengaitkan bunyi dan objek yang dimaksud orangtua.
Arahkan anak untuk menggunakan tangan jika mereka sudah mampu. Kegiatan seperti ini akan mengaktifkan koneksi didalam otak lebih banyak, sehingga memori membaca akan membentuk rasa senang dan nyaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H