Selain itu, aktivitas setelah makan juga berpengaruh bagi anak. Misalnya, orangtua sebaiknya memiliki konsep aktivitas yang benar bagi anak. Waktu bermain perlu di agendakan agar anak mengenal waktu saat bermain.
Sebagai contoh, sesaat setelah makan anak hendaknya diajarkan untuk tidak beraktivitas agar lambung mencerna makanan dengan baik. Kemudian saat Azan atau waktu shalat anak diajak untuk berhenti bermain dan menghormati waktu beribadah.
Hal simpel seperti ini tidak hanya membentuk kebiasaan yang baik namun juga menanamkan nilai waktu bagi anak. Secara perlahan anak akan belajar tentang konsep waktu dari aktivitas yang mereka lakukan.
Apa yang terjadi jika orangtua tidak mengenalkan makna waktu ke anak? hal terburuk yang bisa terjadi adalah anak tidak memiliki kemampuan mengatur waktu menjelang umur remaja dan mereka akan terbiasa larut dalam kebiasaan membuang waktu.
2. Jadwalkan Aktivitas Anak dengan Baik
Ketika seorang anak sudah bisa membaca atau menulis, mulailah mengajak mereka untuk belajar menjadwalkan aktivitas. Apa manfaatnya?Â
Anak akan belajar cara membagi waktu secara benar. Berikan pemahaman tentang berapa banyak waktu yang seharusnya dihabiskan untuk bermain, beribadah, belajar, membantu orangtua dan aktivitas lainnya.
Jika dari kecil anak dibiasakan menghabiskan waktu tanpa kontrol maka mereka akan sulit menghargai waktu saat dewasa. Peran orangtua adalah mengenalkan pola mengatur waktu dengan proporsi yang tepat dan bijak.
Contohnya, waktu bermain anak dalam sehari harus dibatasi dari jam berapa sampai jam berapa. Namun, tujuannya adalah semata-mata untuk membiasakan penjadwalan bukan untuk bersikap protektif.
Tentunya anak akan sulit mengontrol di awal pembiasaan, tapi lama-kelamaan secara konsisten anak akan membentuk kebiasaan menjadwalkan aktivitas secara baik.