Misalnya, di sekolah menengah pelajaran fisika, biologi dan kimia bisa digabung dan diaplikasikan ke pola mengerjakan proyek produktif. Ini lebih bermanfaat untuk melatih daya pikir siswa dan pastinya lebih produktif.Â
Dari sisi proses belajar, guru juga lebih condong mengarahkan siswa dan memfasilitasi dengan membuat tutorial yang kemudian bisa dijelaskan baik melalui daring atau tatap muka.
Yang terjadi saat ini siswa seperti terombang ambing. Di rumah mereka tak tahu harus melakukan apa, akhirnya mengakses video melalui youtube yang menghabiskan waktu dan melalaikan.Â
Jika proses belajar bisa diarahkan untuk menghasilkan melalui project-based, siswa akan lebih terarah harus melakukan apa dirumah. Selain itu mereka bisa bekerja dalam grup dan saling bekerja sama.
Ada banyak mata pelajaran yang sebenarnya bisa digabungkan dan diarahkan untuk menghasilkan sesuatu. Kalau hanya belajar teori saja secara terpisah, rasanya siswa hanya berakhir sebagai penghafal.
Ada baiknya pada kondisi pandemi seperti ini pemerintah merobah total kurikulum menjadi lebih simpel, terarah namun lebih bermanfaat. Daripada melulu terfokus pada input, kenapa tidak arahkan ke output.
Kalau cuma ganti-ganti kurikulum saja tapi intinya memberatkan lebih baik tidak usah. Sekarang yang diperlukan guru itu kurikulum yang sederhana tapi lebih mengena dan bijaksana. Benar gak? hehe