Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengapa Banyak Anak Mengalami Kesulitan Belajar?

30 Agustus 2021   12:42 Diperbarui: 31 Agustus 2021   06:00 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ditulisan Kali ini saya ingin membahas kenapa banyak anak-anak yang mengalami Kesulitan belajar dan apa alasannya.

Rasa sulit pada anak tidak muncul tanpa sebab, melainkan karena ada sesuatu yang menghambat.

Nah, hambatan yang muncul pada anak sangat erat kaitannya dengan pola asuh orangtua. Cara Berinteraksi dan berkomunikasi masuk kedalam daftar paling utama.

Lah, kenapa sulit belajar penyebabnya orangtua?

Begini! Anak terlahir dalam keadaan tidak ada input atau bahasa simpelnya KOSONG.

Rentan umur 1-3 tahun adalah masa paling penting untuk memberi input kepada anak.

Lantas, bagaimana input bisa dihasilkan? Jawaban ya kembali ke atas: interaksi dan komunikasi.

Kedua ini adalah input paling penting guna membantu otak anak bisa berkembang dengan baik dan sehat.

Cara kerja otak anak itu unik dan sangat menarik. Tanpa input maka tidak akan terjadi koneksi dalam otak.

Dan tahukah orangtua, tanpa koneksi maka otak tidak berkembang dengan baik atau dengan kata Lain terhambat.

Pernah lihat kabel listrik yg sudah terpasang lengkap dengan saklar? Apakah bisa langsung hidup?

Tidak! Harus ada arusnya dulu dari PLN. Tanpa aliran arus tidak Ada guna kabel yang sudah dipandang.

Menariknya, otak anak itu terlahir dalam keadaan READY. Siap pakai, cuma butuh koneksi. Darimana koneksi bisa muncul?

Kembali ke atas lagi, dari dua hal yg saya sebut tadi. Tentunya, keduanya harus dari orang terdekat, pastinya ORANGTUA.

Dengan berinteraksi bersama anak melalui berbicara, bermain, becanda akan otomatis membuat koneksi muncul di dalam otak.

Koneksi ini akan terbentuk antar neuron Dan kemudian menghasilkan input bagi otak. Input ini disimpan sebagai memori.

Semakin banyak interaksi orangtua dengan anak Maka semakin banyak koneksi dan semakin bertambah input dalam otak anak.

Kembali ke topik awal judul tulisan ini, Kenapa anak-anak bisa mengalami Kesulitan belajar?

Begini ceritanya. Koneksi yang muncul dari interaksi orangtua Dan anak akan menghasilkan input. Nah, input bisa positif dan negatif. Sangat tergantung pada jenis interaksi yg terjadi.

Lebih mudah dipahami seperti ini, ambil aliran listrik yang saya paparkan sebelumnya. Saat kabel sudah ada maka aliran listrik akan membantu untuk menyalakan lampu?

Tapi, perlu diingat! Jika listrik yg dialiri tidak sesuai dengan kapasitas penerima atau penyimpan arus, maka lampu bukan malah hidup tapi meledak atau hangus. 

Bagi otak anak, input yg masuk harus sesuai yang dibutuhkan. Artinya, fungsi input adalah sebagai trigger atau perangsang munculnya koneksi.

Jika orangtua tidak berinteraksi dengan baik bersama anak, Maka inputnya akan bermasalah. Akibatnya otak akan membentuk koneksi yang tidak 'berguna' bagi otak anak.

Nah, disinilah awal mula anak mendapat hambatan terhadap perkembangan otak. Dengan input yang tidak sesuai atau kurang akan menghambat fungsi kerja otak.

Secara perlahan ini akan berdampak pada kesulitan belajar. Mengapa? Karena interaksi dan komunikasi membantu terbentuknya memori di bagian hippocampus.

Bagian ini berguna untuk menyimpan informasj atau sebagai storage/hardisk kayaknya laptop dan komputer.

Coba perhatikan anak yang jarang berinteraksi dengan orangtua. Umumnya mereka akan Kesulitan berinteraksi dengan orang lain.

Kenapa bisa demikian? Input awal yang masuk ke otak melalui kedekatan orangtua dan anak itu adalah sumber vitamin paling utama untuk otak.

Anak yang sering ditinggal, jarang diajak bicara, condong menyendiri akan mendapat input sangat sedikit dibagian otak. Lalu, dengan input sedikit otak tidak menghasilkan koneksi yang dibutuhkan.

Maka kita akan sering mendapatkan anak-anak yang tidak dekat dengan orangtua akan mengalami masalah psikologis. Dan ini terjadi karena koneksi dalam otak tidak muncul karena tidak ada rangsangan.

Tanpa rangsangan yang cukup banyak bagian otak yang akan mengalami gangguan. Termasuk bagian hippocampus yang berfungsi untuk membantu anak belajar nantinya.

Ambil contoh lainnya, jika kita membeli SD card atau kartu memori, bukankah dalam keadaan kosong?

Lalu, siapa yang akan mengisi? Jelas, kita yang harus mengisinya. Pilihan ya, mau isi yang bermanfaat atau apa saja?

Otak anak semua terlahir dalam keadaan sama, kecuali jika kita berbicara kelainan tertentu karena alasan medis.

Secara umum dan alamiah, otak anak itu semuanya sama dan punya kemampuan menyimpan dengan kapasitas sama.

Terus, apa yang membuat setiap anak beda, kenao ada yang pinter dan kenapa ada yang bodoh.

Jawaban jujurnya adalah ORANGTUA. Ayah dan Ibu yang membuat anak bisa memiliki kemampuan berbeda-beda.

Jangakan lain rumah, dalam satu rumah saja dengan orangtua yang sama anak bisa punya kemampuan berbeda.

Karena memang cara orangtua berkomunikasi dan berinteraksi dengan anak pastilah beda. Wajar saja kualitas anak berbeda.

Anak yang mengalami kesulitan belajar pada dasarnya tidak mendapatkan input yang baik saat kecil.

Alasannya banyak, ada orangtua yang super sibuk sehingga jarang berinteraksi dengan anak, ada juga orangtua waktunya banyak tapi condong pasif terhadap anak.

Ringkasnya, masalah paling utama adalah kualitas waktu bersama anak, bukan kuantitas waktunya.

Disini orangtua perlu paham bahwa keberadaan anda di rumah memiliki peran penting untuk menghasilkan input baik bagi otak anak.

Khususnya saat umur 1-3, janganlah menjadi orangtua yang pasif, tapi aktiflah membersamai anak.

Ajak anak berbicara sesering mungkin dan beraktifitaslah sebanyak mungkin dengan anak. Kedua hal ini adalah stimulus paling penting bagi gizi otak.

Mau anak pintar? Perbaiki cara berbicara dengan anak! Perbanyak kata-kata positif dan membangun. 

Hindarilah berkomunikasi dengan kata-kata negatif yang membuat input otak bermasalah. Ajarkan kalimat positif yang baik bagi anak.

Dan juga bagi para Ibu, yang dominan di rumah membersamai anak, berhati-hatilah dalam berbicara. Terkadang karena emosi atau kecapaian, Ibu sering marah dan berkata yang tidak baik bagi anak.

Ingatlah selalu, apapun yang anda keluarkan kepada anak itu akan diserap anak, baik atau jelek. Semakin sering diulang maka semakin kuat direkam otak anak.

Bukankah perkataan itu Do'a. Ayo, para Ibu perbaiki cara berbicara.

Buat para ayah, sesibuk apapun anda selalu ajak anak berbicara dan beraktifitas bersama. Jangan anggap spele waktu bersama anak.

Sebagai penutup, saya ingin menyampaikan bahwa Kesulitan belajar itu bisa diatasi dari sejak anak lahir. Caranya, cukup beri anak input yang banyak melalui interaksi bersama.

Jagalah perasaan anak, sebaik mungkin buat anak bahagia senang. Tidak perlu uang, anak akan senang saat bersama orangtua, jadi jangan menganggap bahagia itu dengan uang.

Hadir bersama anak saat anak butuh itu lebih baik daripada membelikan mainan. Mainan bukankah perangsang Otak yang baik, orangtualah yang memiliki peran menghasilkan input positif dalam otak anak.

Dengan input positif otak anak akan berkembang maksimal Dan fungsi otak akan bekerja optimal.

Kalau otak anak bisa bekerja optimal, anak tidak akan mengalami masalah belajar. Kalau tidak percaya, silahkan buktikan sendiri mulai hari ini. 

***

Note:

Tulisan ini ditulis melalui smartphone sambil ngopi. Siapa bilang menulis itu harus pake laptop?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun