Sebagai orangtua yang bijak, kita seharusnya membiarkan anak mencoba sesuatu yang terlihat baru.Â
Membiarkan di sini bukan bermakna tanpa memandu. Peran orangtua adalah mengajarkan nilai-nilai kebaikan bagi anak.
Pembelajaran ini terjadi setiap detiknya seiring anak tumbuh. Pola pertumbuhan anak akan diikuti dengan rangsangan eksternal yang memicu anak mencari tahu. Ini adalah hal yang alamiah bagi input otak anak.
Jadi, saat anak manjat perabotan rumah, melempar mainan, mengecat rumah, mencabut kabel, menangis dll, itu semua adalah PROSES anak BELAJAR. Lalu apa yang seharusnya dilakukan orangtua?
Pertama, masukkan ke dalam pikiran bahwa anak sedang dalam proses belajar dan jangan MARAH.Â
Perintahkan ke otak untuk fokus pada MENGAJARI bukan MEMARAHI. Ingat ini dan jangan dibalik!
Saat proses belajar trial dan error seorang anak memang akan memicu emosi orangtua. Maka penting sekali orangtua merubah mindset dari memarahi menjadi mengajari.Â
Dalam pola berinteraksi orangtua perlu menyisip pesan baik ke anak agar mereka terbiasan dengan yang baik.Â
Misalnya, saat anak memanjat kursi, jangan langsung memarahi anak. Dekati anak dan pegang mereka sambil membisikkan pesan bermakna, "hati-hati ya, turun perlahan".
Di sini anak akan belajar bahwa memanjat itu bukan sebuah kesalahan, namun harus secara hatu-hati.Â
Seiring umur betambah anak akan belajar dengan sendirinya dan yang paling penting dia tidak TAKUT.