Secara jangka pendek memang orangtua tidak bisa melihat efek dari bentakannya kepada sang anak. Tapi, secara jangka panjang ini sangat merugikan akan baik secara individu atau saat ia mulai dewasa dan berinteraksi dengan orang banyak dalam pekerjaan.
Banyak sekali yang mengalami masalah saat mulai dewasa disebabkan karena pola asuh yang tidak baik saat kecil. Permasalahan belajar yang kerap muncul pada anak adalah sebuah indikasi tidak bekerjanya otak dengan normal.Â
Dalam kaitannya dengan otak, fungsi kognitif otak akan mengalami masalah jika amygdala merekam banyak hal-hal negatif khususnya di masa otak mulai berkembang (1-3 tahun).
Pola interaksi dan komunikasi orangtua dengan anak memiliki peran penting untuk membentuk otak yang sehat. Saa berinteraksi dan berkomunikasi, orangtua secara tidak sadar mengirim sinyal ke otak anak untuk dijadikan database yang berfungsi sebagai sumber informasi untuk digunakan saat anak berada di "auto pilot"
Otak manusia membutuhkan database yang cukup untuk bisa merubah fungsi kerja dari manual ke "auto pilot" atau bahasanya simpelnya moda otomatis.Â
Sebagai contoh saat mengemudi seseorang perlu benar-benar bekonsentrasi penuh ke jalan dan kendaraan, ini berguna untuk mentransfer informasi visual kedalam otak.Â
Saat seseorang sudah sangat sering melewati sebuah jalan, maka dengan sendirinya otak akan merubah moda manual ke moda otomatis.Â
Hal ini tidak kita ketahui karena terjadi di otak bawah sadar, tanpa kita sadari kita sudah melewati beberapa gang dan tiba-tiba sudah hampir tiba di tempat tujuan. Pernah mengalami hal seperti ini kan?
Bagaimana Seharusnya Orangtua Berinteraksi dengan Anak?
Sebagaimana tubuh membutuhkan makanan sehat sebagai asupan gizi, otak membutuhkan "gizi" untuk bisa berfungsi dengan baik. Nah, komunikasi dan interaksi yang baik adalah asupan gizi yang tepat untuk otak.Â
Saat otak anak berada pada fase manual, berikan pengalaman positif kepada anak sebanyak mungkin. Hindari memarahi anak, membentak, memarahi dan memukul.Â