Anak yang sering dimarahi, dibentak, dan dipukuli akan mengalami cemas yang berlebihan sehingga otak akan memerintahkan organ tubuh tangan dan kaki bekerja dominan.
Saat berada dalam fase cemas atau takut aliran darah akan bekerja maksimal didua bagian ini, kaki dan tangan. Ini adalah hasil reaksi otak untuk memerintahkan tubuh memproteksi diri. Makanya saat cemas seseorang akan condong mengasingkan diri dan saat marah orang akan melawan.Â
Jika seorang anak sering mengalami emosi negatif karena orangtua sering marah dengan membentak dan memukul maka otak akan merekam ini sebagai sebuah emosi yang akan diakses saat anak sudah bisa memfilter informasi di otak. Jika intensitas emosi sering dialami anak, maka semakin kuat memori otak merekamnya dan menyimpan dalam memori jangka panjang.
Sulit Belajar
Seseorang yang sering mengalami bentakan akan mengalami sulit belajar. Hal ini desebabkan karena otak akan sulit fokus karena bagian otak yang disebut prefrontal cortex yang berada tepat di belakang bagian dahi akan mengalami gangguan. Prefrontal cortex memiliki peran untuk mengontrol fungsi kognitif, salah satunya adalah fokus.
Hal yang paling mengerikan dari hadirnya rasa takut dan cemas karena bentakan yaitu melemahnya fungsi otak untuk konsentrasi yang berakibat pada sulitnya seseorang berinteraksi sosial dengan sesama.Â
Pengalaman-pengalaman negatif seperti bentakan dan pukulan masa kecil akan merubah struktur otak dan menjadikan bagian otak bekerja tidak normal.Â
Rasa cemas yang kerap menghampiri seseorang saat dewasa adalah reaksi otak dari berbagai pengalaman masa kecil yang timbul karena dimarahi, dipukuli, dibentak atau dipermalukan.Â
Kebanyakan orang tidak menyadari ini karena otak hanya menyimpannya sebagai sebuah database di mana seringkali orang dewasa tidak bisa menemukan alasan kenapa ia bisa cemas atau bahkan sulit mengontrol emosi.
Gaya Asuh yang Tidak Tepat
Banyak dari orangtua yang mungkin tidak menyadari betapa besarnya pengaruh sebuah bentakan sesaat bagi seorang anak.Â