Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kiat Mendidik Anak Laki-laki agar Menjadi Pribadi yang Mandiri dan Tidak Manja

4 April 2021   09:13 Diperbarui: 4 April 2021   17:02 1969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak laki-laki yang dimanja (Sumber: istockphoto.com)

Saat mereka sudah mulai besar, ajak mereka terlibat dalam rumah semisal cuci piring, menyapu dan hal-hal mendasar yang lainnya yang perlu dibentuk.

Jiwa kepemimpinan dibentuk dari nilai kedisiplinan. Anak laki-laki harus dibiasakan untuk hidup teratur. Berikan apa yang mereka perlukan sesuai kebutuhan. 

Jangan membiarkan anak laki-laki hidup tanpa nilai. Ajari mereka nilai waktu dengan jam tidur yang teratur dan bangun lebih awal serta aktivitas yang positif.

Ajak anak laki-laki untuk terlibat dalam rumah tangga. Mereka harus belajar nilai membantu agar rasa empati terbentuk. Sebagai laki-laki, mencuci piring itu bukanlah hal memalukan. Ketika Besar nanti saat ibu sakit atau saat menikah istri sedang sakit, siapa yang akan membantu? Tentunya sebagai laki-laki ini hal yang harus diwarisi, bukan sekedar harta saja yang diwarisi.

Saya pernah suatu ketika mendengar curhatan seorang anak laki-laki yang saat itu tidak mampu membayar biaya kursus. 

Kebetulan saat saya tawarkan beasiswa, ia bercerita bahwa sebenarnya ia anak seorang pengusaha kaya di sebuah kabupaten. 

Lalu, Saya bertanya menapa ia tak mampu membayar. Singkat cerita, ia pun bercerita panjang bahwa saat kecil ia dibiasakan santai dan sangat dimanja. 

Segala kebutuhan disediakan, sampai bangun tidur pun dibiarkan terlambat tanpa ditegur. Kebiasaan ini terus berlanjut sampai dewasa. Hal yang sama juga berlaku bagi adik-adiknya yang kebetulan semua laki-laki.

Tiba lah saat musibah datang. Sang ayah ditimpa musibah sakit yang mengharusnkannya istirahat. Usahanya pun terbengkalai tanpa ada yang mengurus. Perlahan omsetnya menurun drastis karena biaya operasional yang besar tak dapat dibendung. Saat itu anak laki-lakinya tidak bisa membantu apa-apa.

Sampai lah keluarga ini pada titik terendah, di mana hampir seluruh harta terkuras untuk berobat dan usahanya mulai tak terkontrol. 

Mulailah anak laki-laki ini sadar karena umurnya yang tidak lagi kecil. Keperluannya tak lagi bisa dipenuhi orangtua, sementara ia sedang merantau di kota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun