Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Lemahnya Manajemen Keuangan dalam Keluarga Menjadi Sebab Rapuhnya Perekonomian Masyarakat Kelas Menengah

26 Oktober 2020   14:57 Diperbarui: 26 Oktober 2020   15:02 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika setiap keluarga punya kalkulasi yang jelas berapa pengeluaran uang bulanan, ini akan mempermudah kepala keluarga untuk membuat 'budgeting' agar jelas perencanaan keuangan dalam rumah.  

Adapun anak, jika diberikan uang tanpa perencanaan, maka ini akan membentuk pola pikir yang salah dalam hal pemanfaatan uang. 

Sebagai Ayah, alangkah bijaknya jika ada anggaran tertentu untuk anak yang lebih dahulu didiskusikan bersama bersama sang ibu. Besaran uang jajan anak harus dilihat dari sisi manfaat yabg didapat. Jadi, anak akan memiliki jumlah bulanan yang tepat disertai sebuah 'pesan' dsri orangtua bahwa jika uang habis, maka konsekuensinya ia akan kehilangan jatah uang dihari selanjutnya. 

Sisi positifnya, anak akan belajar tanggung jawab dan sekaligus bisa mengatur penggunaan uang dengan bijak dan menghindari membeli sesuatu yang berlebihan dari kebutuhan. Memang ini terlihat simpel, tapi jika diaplikasikan akan terlihat dampak positif yang luar biasa dalam diri anak. 

Saya punya teman dari Amerika yang dulunya dibiasakan memegang uang terbatas oleh ayahnya. Bahkan, jika habis sebelum waktunya, ayahnya tidak akan memberikan tambahan sama sekali. Alhasil, ia terbuka pikiran untuk mencari uang tambahan sendiri dengan membuat sangkar burung di garasi rumah yang ia jual kemudian uangnya ia tabung dan pergunakan untuk membeli kebutuhannya. 

Orangtua harus rela untuk tidak 'menyuapi' anak dengan uang setiap hari. Kalau anak terus diberikan uang setiap hari dengan jumlah berubah-rubah ini juga akan membentuk sebuah 'mindset' bahwa ayah adalah mesin Uang yang bisa diminta kapanpun. Anak tidak akan merengek2 saat tidak diberikan uang karena ia tak paham cara menggunakan uang jika tidak diajarkan dengan cara pembiasaan yang baik. 

Anak akan malas berusaha

Hal buruk lainnya adalah timbul rasa malas dalam diri anak karena terbiasa menerima dan meminta. Jika ini terus berlanjut maka anak tidak akan belajar bagaimana sulitnya mendapatkan uang saat ia dibiasakan  untuk menghabiskan. 

Seorang ayah harus berfungsi sebagai "a good money manager' dimana pengelolaan uang dalam keluarga harus jelas, melibatkan semuanya dengan pesan yang diselipkan saat uang diberikan. Bagi banyak keluarga, anak tidak dilibatkan untuk membuat tata kelola keuangan dengan anggapan mereka terlalu kecil untuk belajar tentang uang. Padahal, sejak kecil seharusnya anak sudah terbiasa dalam mengelola uang sendiri dengan cara sesuai umur dan pemahaman. 

Contoh kecil yang bisa dilakukan orangtua, saat berbelanja di warung atau pasar atau supermarket, ajaklah anak bersama. Biarkan anak mengambil barang dan jelaskan nilai barang yang mereka beli. Dengan sendirinya anak akan tahu berapa uang yang kerap dikeluarkan keluarga perminggu. 

Sesekali biarkan anak yang membayar belanjaan dengan uang yang orangtua berikan. Saat pulang kerumah ajak anak diskusi apa saja yang sudah dibeli, berapa yang dihabiskan, dan apa manfaat dari barang yang dibeli. Disini anak akan belajar praktek mengelola uang  langsung dari seorang ayah dan paling utama anak akan belajar nilai manfaat dari apa yang dibelanjakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun