Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Lemahnya Manajemen Keuangan dalam Keluarga Menjadi Sebab Rapuhnya Perekonomian Masyarakat Kelas Menengah

26 Oktober 2020   14:57 Diperbarui: 26 Oktober 2020   15:02 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Rendahnya Kesadaran Akan Penggunaan Uang

Perhitungan uang masuk dan uang keluar seharusnya menjadi standar pola hidup. Sayangnya, saat sebuah keluarga menghabiskan uang tanpa sistem 'budgeting' ini akan menimbulkan masalah dalam penggunaan uang. 

Apalagi saat seorang ayah tidak ada gambaran antara persentase uang masuk dan uang keluar, maka kesadaraan untuk berhemat tidak akan muncul. Dalam perspektif anak, mereka akan condong melihat uang sebagai alat untuk transaksi tapi mereka tidak mendapat nilai manfaat dari apa yang mereka tukarkan. Sehingga, jika harus berkata jujur, dalam jangka panjang anak akan tumbuh dengan prinsip hidup boros. 

3. Lahirnya Generasi yang Konsumtif

Indonesia adalah negara besar dengan populasi yang besar pula seharusnya saat ini menjadi negara dengan kekuatan ekonomi 10 besar di dunia. Tapi Sayang seribu sayang, kita malah menjadi negara dengan hutang terbesar di dunia. Jangan salahkan siapapun, karena semua kita punya andil untuk mengganti gelar itu. 

Tanpa kita sadari, pola pemberian uang jajan menjadi gerbang pembentuk 'mindset' menghabiskan uang sehingga menjadikan kebanyakan kita menjadi konsumtif. Anak-anak yang sudah terbiasa mendapatkan uang tanpa dibekali sebuah 'pesan' dari orangtua akan selalu menggunakan uang tanpa perencanaan disertai kebijakan. 

Jika dalam sebuah wiayah dengan populasi 10.000 penduduk memiliki 1000 anak usia sekolah dengan rata-rata jajanan 10.000 setiap hari maka akan ada perputaran uang 10 juta/hari. fantastis bukan? nah, bagaimana jika rata-rata anak tersebut menghabiskan uang jajan 20.000/hari, tentu perputaran uang akan menjadi 2 x lipat. Ini belum lagi menghitung rata-rata pengeluaran bulanan dalam rumah tangga di sebuah wilayah, dan jika digabungkan akan mengeluarkan angka fantastis bagi perputaran roda perekonomian di suatu tempat. 

Tanpa ilmu keuangan, sebuah keluarga bisa sangat konsumtif menghabiskan uang kemana saja hingga banyak masalah yang akan muncul seiring tidak adanya saldo yang tersisa. Jadi, terkadang masalah ekonomi keluarga bukan selamanya pada tidak cukupnya uang belanja, melainnya tidak bijaknya berbelanja.

Lantas, Apa Solusinya?

1. Pahami penggunaan uang dengan sistem 'budgeting' dan 'perencanaan'

Setiap keluarga, terlebih kepala keluarga harus punya skema pengeluaran uang berdasarkan standar pemasukan. Pola hidup bisa diatur sejak awal merujuk pada skala kepentingan pengguanaan uang. Misalkan, perkirakan berapa keperluaan harian untuk makan, jajan anak, keperluan kesehatan jika keluarga sakit dan tabungan untuk jangka panjang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun