Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tiga Cara Efektif Mendisiplinkan Anak tanpa Hukuman

29 September 2020   18:28 Diperbarui: 29 September 2020   18:47 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Misalkan, anak harus dibiasakan bangun awal di waktu pagi, mandi, membersihkan rumah, membantu orangtua, dll. Ini semua menjadi modal dasar untuk membentuk kepribadian anak sehingga saat mereka tumbuh besar mereka sudah memiliki 'software' ini dalam tubuh mereka. 

Bayangkan ketika anak dibiasakan tidur telat dan bangun tanpa jadwal, atau dibiasakan hidup dalam rumah tanpa tanggungjawab seperti membesarkan rumah, membantu orangtua, dan hal-hal dasar lainnya, apakah ketika besar mereka akan memiliki kepribadian yang baik? jawabannya tentu TIDAK. Bahkan, anak yang besar tanpa pembiasaan yang baik akan tumbuh melahirkan kepribadian yang egois. Maka orangtua perlu sedari awal membiasakan anak dengan kebiasaan yang mendidikan yang nanti menjadi nilai-nilai yang membentuk kepribadian mereka.

3. Consistecy (Konsisten)

Memberikan contoh dan membiasakan belum maksimal jika tidak dibarengi dengan menerapkan kedua secara konsisten. Contoh kecil dalam masyarakat kita, banyak sekali anak yang diajarkan untuk tidak buang sampah sembarangan tapi tidak diajarkan secara konsisten. 

Artinya anak akan melakukan itu hanya di rumah, tapi ketika berada diluar rumah mereka membuang sampah dimana saja karena nilai ini tidak diajarkan dalam kontek pembiasaan secara konsisten dimana saja. Atau contoh lain, anak dibiasakan bangun lebih awal pada hari sekolah tapi dibiarkan bangun kesiangan pada hari libur. Ini akan mengakibatkan ketidaksempurnaan nilai yang kemudian menghasilkan kecacatan pada kepribadian anak saat dewasa. 

Disisi lain, konsisten juga harus dilandaskan dengan tiga hal (Model, enforce, dan praise). Mudahnya dipahami, Orangtua harus lebih dulu memberikan contoh (model), kemudian menerapkannya pada anak (enforce) dan tidak lupa untuk memuji (praise) anak saat mereka berhasi secara konsisten melakukan hal-hal yang kita ajarkan. 

Sebagai permisalan, saat kita ingin mendidik anak agar mau bangun tidur lebih awal, kita harus terus secara konsisten mendampinginya bangun lebih awal dan terus melakukan itu tanpa absen dan kemudian berikan anak pujian ketika mereka berhasil melakukannya dengan baik. Pujian tidak selamanya harus dengan kata-kata, ada kala orangtua bisa memberikan hadiah berupa jalan-jalan atau sesuatu yang bermanfaat bagi anak.

Jadi, sebagai orangtua kita harus mampu menggunakan 'pisau' yang tajam dengan baik. Jangan sampai kita menerapkan disiplin pada anak tapi tidak memberikan contoh yang baik sehingga anak tumbuh tanpa membawa nilai apapun dalam rumah. Disiplin akan membawa manfaat saat kita sebagai orangtua mampu menerapkannya dengan baik disertai dengan kemauan untuk memberikan contoh yang baik didalam rumah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun