Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Apa Kunci dan Tips Membesarkan Anak yang Cerdas?

2 Juli 2020   11:39 Diperbarui: 2 Juli 2020   11:49 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: babycollege.co.za

Di tulisan kali ini saya akan membagi tips sederhana membesarkan anak agar menjadi individu yang cerdas. Tips yang akan saya tuliskan ini berdasarkan gabungan ilmu Neurology (otak) dan psychology (kejiwaan). Saya akan menjelaskan terlebih dahulu bagaimana cara kerja otak secara sederhana agar bisa dipahami dengan mudah.

Baik, let's start. Otak adalah bagian paling penting dalam tubuh seseorang, posisinya diatas dan ia adalah leader. jadi, kalau pemimpin tidak berfungsi dengan baik, apa yang akan terjadi? semua sistem kerja bagian tubuh lain akan terganggu. Nah, satu hal yang harus dipahami orangtua, otak pada anak itu sudah berkembang pada masa kehamilan fase trisemester kedua. Artinya, diusia kehamilan tiga bulan keatas otak sudah mulai secara perlahan terbentuk dan terhubung. 

Uniknya, jika ditinjau secara ilmu otak, fase pertumbuhan otak terjadi sangat cepat diusia 1-3 tahun. Ini menjadi bagian paling PENTING bagi tumbuh kembang otak secara baik. Banyak orangtua yang lalai pada fase ini karena fokus pada makanan untuk membesarkan anak, padahal tiga tahun pertama ini yang sangat dibutuhkan anak adalah INTERAKSI aktif bersama orangtua. kenapa demikian? karena para pakar otak menyimpulkan bahwa kemampuan otak berfungsi secara maksimal sangat didukung oleh hadirnya koneksi dalam otak.

Satu hal yang perlu dipahami, otak dimasa 1-3 tahun menghasilkan jutaan koneksi setiap detiknya. Koneksi ini hanya muncul jika ada interaksi dan komunikasi anak bersama orangtuanya. 

Jika anak tidak mendapatkan kesempatan berbicara, beinteraksi, dan bermain bersama orangtua di usia ini maka kemampuan otak berkembang bisa terganggu. Kenapa ada anak yang mengalami speech delay atau lambat berbicara? Salah satu penyebabnya karena otak tidak mendapatkan stimulasi pada saat berumur dibawah 1 tahun.

Otak memiliki struktur berlapis-lapis yang bekerja sangat terstruktur dan terintegrasi. Ketika anak mendapatkan kasih sayang, kenyamanan, keamanan, otak akan berkembang sangat cepat dan menghasilkan milyaran koneksi yang berfungsi untuk menyimpan informasi. 

Maka fase 1-3 tahun anak membutuhkan kasih sayang dari kehadiran orangtua di sisinya. Ini juga menjadi alasan kenapa anak dibawah tiga tahun sebaiknya jangan dititip ke orang lain dengan alasan apapun karena akan sangat mempengaruhi perkembangan otak. 

Apa yang terjadi pada otak anak saat umur empat tahun keatas? berdasarkan hasil penelitian para pakar otak, mulai usia empat tahun koneksi pada otak sudah mulai berkurang. Fakta ini memberikan gambaran kepada kita bahwa proses pendidikan sebenarnya terjadi dalam dua fase: pertama saat bayi berkembang dalam rahim dan kedua saat bayi lahir di tiga tahun pertama. Ini adalah dua fase pendidikan yang hakiki. Dan yang sangat menakjubkan, hanya dibutuhkan interaksi dan kasih sayang untuk menghasilkan milyaran koneksi dalam otak.

Lalu, sebenarnya apa yang harus orangtua lakukan?

Jawaban paling simpel adalah berikan kasih sayang secara bijak diumur 1-3 tahun. Kasih sayang yang dimaksud disini adalah bukan memanjakan anak dengan meberikan segalanya. 

Yang harus orangtua pahami adalah kehadiran mereka dengan berinteraksi, berkomunikasi, bermain, dan bercanda adalah kasih sayang yang sebenarnya. Ini adalah kunci pendidikan yang paling utama. Saat anak mendapatkan kasih sayang, kenyamanan, dan keamanan dari orang yang disayangi maka dengan sendirinya otak mereka berkembang secara cepat.

Ajari anak nilai-nilai karakter di usia 1-3 tahun

Agar anak mewarisi nilai-nilai karakter, maka investasi di tiga tahun pertama umur anak memiliki nilai yang sangat besar. Apa yang anak lihat di masa tiga tahun ini akan menetap selamanya dan menjadi sebuah value (nilai) dalam hidup anak saat dewasa. Jadi, tugas orangtua adalah sebaik mungkin memberi contoh saat berbicara kepada anak, berinteraksi, dan bermain. Nilai kesopanan diwarisi dari cara berkomunikasi yang baik dari ayah dan ibu, begitu juga karakter lainnya.

Libatkan anak dalam hal rumah tangga. Saat umur 1-3 tahun anak sudah bisa diajak perlahan untuk terlibat hal-hal dasar dirumah. Tentunya bukan dimulai dengan menyuruh. Tapi, awali dengan memberi contoh dan sisipkan pesan secara sederhana. 

Misalkan saat menyapu, katakan kepada anak bahwa rumah yang bersih akan memberikan kesehatan. Pakai bahasa yang sederhana dan simpel agar anak bisa menangkap. 

Umur dua tahun anak sudah mulai aktif secara motorik, jadi biarkan ia mencoba namun tetap dampingi dengan baik. Intinya, jangan larang anak untuk kotor karena anak akan menangkap pesan yang salah dan menyimpan di otak mereka.

Kenapa banyak anak yang jarang mau membantu orangtua saat dewasa? jawabannya karena saat umur 1-3 tahun anak jarang melihat contoh yang baik dan jarang diajak terlibat untuk membantu orangtua. Padahal, investasi dimasa 1-3 tahun adalah investasi seuumur hidup yang tidak bisa diprogram saat anak dewasa. 

Makanya penting orangtua untuk memahami bagaimana pekembangan otak anak secara details. Kadang orangtua karena 'terlalu sayang' kepada anak, mereka tidak membiarkan anak mengerjakan pekerjaan rumah saat kecil. Sayangnya, mereka tidak paham bahwa ini adalah fase kritis mendidik anak sebagai fondasi bagi anak ketika dewasa nanti.

School  is at home, and education starts from within

Kesalahan orangtua adalah membiarkan sekolah memberikan pendidikan bagi anak. Sebaliknya, inti pendidikan dimulai dari dalam rumah. JIka orangtua benar-benar mau berinvestasi waktu untuk mendidik anak dari dalam rumah selama 1-3 tahun, maka mereka tidak perlu mengkhawatirkan pendidikan diluar rumah. 

Layaknya sebuah rumah, fondasi menentukan kuat tidaknya rumah akan bertahan. Begitu juga dengan anak, jika masa 1-3 tahun mereka tidak mendapat stimulasi dengan baik untuk perkembangan otak, mereka akan mengalami kesulitan saat berada disekolah.

Jadi, saya ingin menyimpulkan dua hal : Pertama, sebagai orangtua investasi waktu dengan berinteraksi aktif dan bermain bersama anak saat umur 1-3 tahun adalah sebuah kewajiban yang tidak bisa digantikan dengan apapun. Kedua, memberi contoh yang baik kepada anak dan memberikan ruang kebebasan bagi anak untuk belajar mandiri disertai bimbingan orangtua adalah investasi seumur hidup.

Mau anak cerdas? hadirlah bersama mereka dan berikan kasih sayang dan kenyamanan sebaik mungkin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun