Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bagaimana agar Aktif Menulis dan Tetap Produktif?

24 November 2019   14:54 Diperbarui: 24 November 2019   14:58 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kenapa menulis: thewritepractice.com

Pisau jika jarang diasah maka akan tumpul dengan sendirinya. Begitu juga menulis, jika tidak dibiasakan maka kemampuan merangkai kata akan tumpul perlahan. 

Memulai sebuah kebiasaan baru tidaklah mudah, namun menjaganya juga tak kalah susah. Banyak orang yang ingin tulisannya bagus tapi tidak mau menjaganya dengan terus mengasah merangkai kata sambil menulis. 

Tetap konsisten walau sedikit

Menulislah walaupun hanya beberapa kata. Bagi penulis pemula menjaga ritme menulis sangatlah sulit. Tanpa disiplin yang baik, kebiasaan menulis akan tenggelam dalam kesibukan. Jika tetap ingin produktif maka teruslah menulis tanpa merisaukan hasil. Yang penting tetap konsisten menulis setiap hari dengan tema apa saja dan tanpa batasan kata. Menulislah sesuai kemampuan dan jangan batasi diri dengan kesulitan yang tak setimpal. 

Bayangkan jika seseorang mampu menulis 500 kata setiap hari maka dalam sebulan ia akan berhasil menulis 15000 kata. Bukankah itu jumlah yang sangat luar biasa? Lalu, cobalah menulis 15000 kata dalam sehari, bukankah sangat sulit? 

Sesuatu yang kita mulai secara perlahan asal konsisten akan menghasilkan karya besar suatu saat. Ingat! Jangan menyepelekan hal-hal kecil yang anda lakukan secara rutin. Mungkin saat anda memulainya semua keliatan kecil, tapi ketika sudah anda rutinkan maka yang kecil akan menjadi besar tanpa anda sadari. 

Saya teringat seorang teman yang dulunya hanya menulis hal-hal sederhana sebagai pengalaman harian. Karena konsisten menulis, perlahan tulisannya semakin menarik. Akhirnya, tanpa diduga hasil tulisan yang dulunya biasa saja menjadi sebuah novel yang lumayan laku dipasarkan. 

Ada teman yang lain yang terbiasa menulis note di facebook yang isinya hanya lawakan semata namun ditulis ringan. Karena terus menjaga tulisannya setiap hari, semakin lama cerita yang dianggap biasa saja berhasil mengundang pembaca dari kalangan berbeda. Tanpa diduga, tulisannya berakhir di percetakan dan laku dipasarkan. Bayangkan jika ia hanya menulis sebulan sekali, apakah berakhir dipercetakan? 

Di Amerika ada seorang penulis yang dulunya bahkan tak pernah menulis. Karena kecelakaan fatal yang membuatnya lumpuh total selama beberapa bulan. Keinginannya untuk sembuh berhasil mengalahkan prediksi dokter yang saat itu memvonis dirinya mengalami kerusakan otak seumur hidup. 

Karena berhasil sembuh, kisahnya ia tuangkan kedalam catatan kecil setiap hari, bagaimana perjuangan melawan penyakit kronis dalam hidupnya. Tak disangka, ceritanya menginpirasi orang banyak dan permintaan untuk dijadikan bukupun datang kepadanya. 

Catatan harian kecil berubah menjadi buku best seller di Amerika dan dia juga menjadi pembicara di hampir ribuan konferensi. Jika saja ia tidak menulis rutin setiap hari, apakah ia akan berhasil menerbitkan buku? 

Jadilah diri anda sendiri saat menulis

Kadangkala kita ingin menulis layaknya penulis terkenal yang karyanya fenomena. Kita mungkin lupa mereka juga merangkak perlahan saat mulai menulis. Tidak ada yang instan, semua butuh proses dan usaha. Banyak penulis pemula yang tidak mau bersabar dan ingin menghasilkan tulisan bagus tanpa mau menginvestasi waktu. 

Kita semua terlahir dengan keunikan tersendiri. Jadi, menulislah dengan gaya anda tanpa harus mengikuti orang lain. Tulisan yang alami akan lebih mudah dipahami dan tentu lebih menarik. Seringkali karena ingin menulis bagus seperti orang kita menunda menulis dan berakhir tanpa hasil. 

Kalau kita jeli, setiap hasil karya seseorang memiliki pola tulisan yang berbeda satu sama lain. Ada buku yang mudah dipahami, ada yang berbelit-belit dan ada juga yang sulit ditebak alur cerita dalam tulisannya. Tentu pembaca juga memiliki kecenderungan dalam memilih gaya penulisan. Jadi, jika buku ditulis dengan gaya yang sama bukankah lebih membosankan? 

Menulislah untuk berbagi ilmu

NAh, hal yang paling penting adalah membiasakan diri menulis agar orang lain bisa mengambil mamfaat. Sebuah penelitian dari Harvard University menyimpulkan bahwa saat kita memberi kita akan menerima lebih. 

Bahkan, secara ilmu neurology, saraf otak kita akan semakin terhubung saat kita merasa senang. Uniknya, rasa senang datang saat kita berbagi kebaikan kepada orang lain secara ikhlas. 

Menulis adalah satu dari sekian banyak cara yang bisa kita pakai untuk memberi manfaat bagi sesama. Bayangkan jika setiap dokter ahli mau menulis tips cara hidup sehat maka berapa juta orang yang bisa mengambil manfaat? 

Atau setiap ahli bangunan mau berbagi Tips membangun rumah sederhana dan murah, berapa banyak orang miskin yang merasa terbantu. Dan tentu banyak contoh lainnya. 

Intinya, jangan batasi diri kita untuk menulis hal-hal tertentu. Melainkan, tulis apa saja yang sekiranya mampu menghadirkan manfaat bagi orang lain. Jangan menulis untuk dikenal tapi menulislah untuk dikenang. Saat tujuan menulis kita arahkan untuk orang lain, maka kita tidak lagi mengarahkan tulisan ke hal-hal tertentu saja. 

Yakinlah diluar sana ada seseorang yang akan mengambil manfaat dari tulisan anda. Tidak perlu banyak, jika satu lisan anda mampu merubah hidup seseorang kearah yang lebih baik, bukankah itu sebuah prestasi besar. Mungkin anda tidak mengetahui siapa yang berhasil anda rubah, tapi kebaikan itu akan kembali kepada anda suatu saat. 

Jika banyak hal yang bisa kita bagi dari menulis, kenapa tidak menjadikannya sebuah kebiasaan? Tak perlu waktu lama untuk menulis jika kita memiliki niat yang baik. 

Cukup tuliskan apa yang anda anggap bermanfaat dan bagikan ke orang banyak. Lalu, lihatlah betapa kemudahan akan menyertai anda setiap hari. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun