Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Jangan Manjakan Anak jika Ingin Mereka Sukses

13 September 2019   12:11 Diperbarui: 6 Januari 2023   21:18 1180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kedekatan orangtua dengan anak (Sumber: education.gov.gy)

Perlu dipahami bahwa anak dibawah tujuh tahun PERLU melihat contoh yang baik sebelum mereka mendengar. Jadi, berikan dulu contoh baru kemudian arahkan mereka dengan verbal. Jangan dilakukan secafa terbalik. Ini yang saya maksud pola asuh yang salah membentuk anak yang bermasalah. 

Pernah di suatu kesempatan saya menjumpai orangtua yang berkata kepada anak "kamu itu saya tidak bisa, apa juga sekolah". Ucapan seperti ini memberikan efek buruk bagi anak ketika dewasa. Seharusnya orangtua berperan sebagai "role model" yang memberikan contoh baik. Baik secara ucapan atau perilaku. 

Kalaupun seandainya kita tidak mampu membantu anak untuk menyelesaikan tugas, maka setidaknya kita perlu mengarahkannya dengan baik. Misalkan katakan "ayo coba kita kerjakan bersama, nanti kalau tidak bisa ayah minta bantu ibu". Jadi, anak akan. Memahami bahwa segala sesuatu tidak selamanya bisa diselesaikan sendiri dan terkadang butuh kerja sama. 

Saya melihat banyak orangtua yang merasa malu jika tidak bisa menjawab pertanyaan anak. Sehingga mereka akan mudah sekali mengeluarkan perkataan-perkataan yang boleh dikatakan "merendahkan" anak. 

Akhirnya anak tumbuh menjadi pribadi yang memiliki rasa percaya diri rendah. Belum lagi ada orangtua yang membeda-bedakan kemampuan anak dengan saudara kandungnya atau tetangga atau dengan teman lainnya.

Perkataan seperti "coba lihat anak tetangga orangnya pandai, kok kamu itu aja ga bisa" atau "kakak kamu rajin kok kamu malas amat". Ucapan seperti ini akan berefek besar pada anak. 

Kebanyakan mereka yang masa kecilnya kerap mr dengar ucapan seperti ini akan mengalami kesulitan belajar dan rasa percaya diri akan menurun drastis. 

Efek jangka panjang akan berpengaruh saat mereka bekerja dalam tim, mereka akan minder dan condong mudah menyerah. Banyak penelitian yang membahas tentang efek ucapan saat kecil yang berpengaruh saat anak tumbuh dewasa. Bahkan karir atau kesuksesan anak bisa diprediksi dari pola asuh saat kecil. Jadi, berhati-hatilah saat berinteraksi dengan anak. Jaga ucapan sebaik mungkin. 

Libatkan Anak dalam Rutinitas Rumah

Pola asuh yang memanjakan anak kerap menjadi masalah saat anak besar. Banyak orangtua yang begitu "sayang" kepada anak sehingga apapun pekerjaan rumah tak pernah melibatkan anak. 

Anak dijadikan layak seorang "raja". Semua disediakan, dari sarapan sampai semua pekerjaan rumah dilakukan sang ibu. Hal ini membuat anak begitu tergantung pada orangtua. Saat orangtua tidak menfasilitasi keinginannya, maka anak akan mengamuk dan condong berperilaku tidak sopan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun