Salah satu isu yang terus menghantui Indonesia adalah masuknya sampah asing kedalam negeri. Keberadaan sampah di kawasan Jawa Barat menjadi sumber musibah bagi masyarakat sekitar. Isu yang diangkat oleh channelnewsasia.com tentang keberadaan sampah di kawasan Bekasi menggambarkan lemahnya kebijakan pemerintah dalam hal penanganan sampah.
Beberapa negara yang menjadi sumber sampah diantaranya Australia, Canada dan Amerika. Disisi lain ketiga negara ini juga partner kerjasama Indonesia dalam hal ekonomi dan pendidikan.Â
Bagaimana seharusnya pemerintah bersikap dengan adanya tumpukan sampah dari negara-negara maju ini? Apakah Indonesia hanya berdiam diri saat sebagian masyarakat harus menahan bau busuk dari jutaan tumpakan sampah yang hampir menyamai ukuran lapangan bola?Â
Indonesia menjadi negara penghasil sampah terbesar di dunia. Penanganan sampah didalam negeri juga menjadi prioritas utama yang seharusnya segera diselesaikan mengingat kebijakan pemakaian plastik yang tak kunjung mengurangi tumpukan sampah.Â
Laporan Greenpeace menyebutkan impor sampah di Indonesia pada tahun 2017 berada di angka 1000 ton dan mencapai angka 35.ooo ton pada akhir tahun 2018. Ini menjadi indikasi bahwa permasalahan sampah semakin terpuruk. Sementara Cina yang juga penghasil sampah terbesar di dunia telah mengambil kebijakan pemberhentian impor sampah sejak tahun 2018.Â
Efek sampah Terhadap Lingkungan
Tumpukan sampah kerap menjadi sumber masalah baru di lingkungan sekitar. Sampah plastik yang umumnya berserakan akan menghasilkan polusi udara jika dibakar dalam jumlah besar.Â
Meskipun demikian, tumpukan sampah dalam jumlah besar juga mengakibatkan perubahan unsur hara dalam tanah yang akan berefek pada kualitas air diarea sekitar. Salah satu masalah yang dialami masyarakat adalah perubahan warna air sehingga mengakibatkan gatal jika dipakai untuk keperluan harian.Â
Dari sisi kesehatan, tumpukan sampah yang menetap lama akan menghasilkan sumber penyakit karena hadirnya bakteri dalam sampah. Masalah ini tidak bisa dipandang sebelah mata, efek jangka panjang bisa berakibat pada munculnya virus yang sulit untuk disembuhkan.Â
Apalagi jika kita berbicara tumpukan sampah dari luar negeri yang berasal dari bungkusan makanan dengan kandungan tertentu atau sampah elektronik yang memiliki zat kimia tertentu akan merusak struktur tanah dan berakibat fatal di kawasan sekitar.
Kenapa masalah sampah sulit diselesaikan di Indonesia?
1. Keberadaan tong sampah yang belum memadai
Sebagai negara kedua setelah Cina yang menghasilkan sampah terbesar didunia, Indonesia masih mengalami masalah serius dalam kebijakan penanganan sampah. Indonesia menerapkan peraturan yang tidak efisien dan condong tidak menyelesaikan masalah. Jumlah sampah yang beredar di masyarakat setiap harinya tidak sebanding dengan keberadaan tong sampah di masyarakat.Â
Hal ini menyebabkan tumpukan sampah mudah sekali ditemukan di sudut jalan. Masyarakat lebih tergerak untuk menumpuk sampah diatas tanah ketimbang harus menemukan tong sampah yang umumnya berjarak jauh.Â
Pemerintah perlu melakukan survei terkait jumlah sampah yang beredar disetiap desa dan mengalokasikan tong sampah yang memadai untuk mengantisipasi tumpukan sampah di area jalan atau lingkungan masyarakat.
2. Pengolahan sampah belum maksimal
Sampah yang berada diingkungan masyarakat akan berujung di suatu tempat pembuangan khusus. Tumpukan sampah ini juga menjadi sumber penyakit dan merusak lingkungan.Â
Pengolahan sampah dengan jumlah besar menjadi produk bermanfaat belum maksimal sampai hari ini. Seharusnya ribuan ton sampah ini bisa diolah menjadi pupuk, sumber gas, atau menjadi olahan lain yang bisa dimanfaatkan kembali.Â
Tentu untuk merubah sampah menjadi produk akan membutuhkan dana besar untuk membeli mesin pengolah sampah sebagaimana negara-negara mengolah sampah menjadi produk bermanfaat. Pemerintah perlu menerapkan kebijakan dalam hal penanganan sampah secara masif dengan mengalokasikan anggaran khusus.
3. Pengurangan pemakaian plastik di kalangan masyarakatÂ
kedua solusi diatas hanya bersifat sementara dan membutuhkan dana besar. Solusi paling efektif adalah adanya kebijakan pemerintah untuk mengurangi pemakaian sampah plastik. 80% tumpukan sampah berasal dari jenis plastik.Â
Mudahnya mendapatkan plastik di negeri ini membuat masalah besar. Di kalangan masyarakat kecil perputaran plastik sungguh mengkhawatirkan. 1 orang yang berbelanja bisa menghasilkan sampai 5 plastik ukuran kecil perhari. Ada jutaan penduduk yang berbelanja setiap harinya dan perputaran sampah plastik tidak bisa dibendung.Â
Pemerintah perlu membuat kebijakan pembatasan peredaran plastik di masyarakat. Solusi terbaik adalah membuat jenis plastik dari tumbuhan yang bisa terurai otomatis, atau memproduksi tas belanja yang terbuat dari bahan tumbuhan yang bisa dipakai terus menerus dalam rumah tangga.
4. Sosialisasi bahaya sampah belum maksimal
Kemudahan mendapatkan plastik tanpa harus membayar menjadi sebuah dilema dalam masyarakat. Sulitnya mengajak masyarakat meninggalkan plastik berawal dari mudahnya akses untuk mendapatkan plastik. Masyarakat awam tidak ambil pusing dengan tumpukan sampah karena mereka tidak mendapatkan efek langsung dari sampah plastik.Â
Kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan seakan menjadi penyakit kronis yang sulit disembuhkan. Jika iklan rokok terhadap kesehatan mudah didapat di bungkusan rokok atau pamplet iklan, hal serupa hampir sangat jarang didapat ditempat umum. Pemerintah perlu berpikir smart untuk menyelesaikan masalah sampah dengan memaksimalkan pemakaian spanduk atau iklan layanan visual di media televisi untuk memaparkan bahaya sampah.Â
Permasalahan sampah di Indonesia perlu diselesaikan segera untuk menciptakan negara bebas sampah. Pemerintah harus membuat kebijakan yang efektif untuk meminimalisir penggunaan sampah. Sebagai negara besar sudah saatnya berpikir kedepan. Jika dilakukan dengan efektif, sampah bisa menjadi sumber APBN terbaru untuk mensejahterakan masyarakat menengah kebawah. Jangan sampai pemerintah hanya fokus mengeruk hasil alam tapi enggan bersahabat dengan alam.
Sumber:
Indonesia's trash problem
Plastic solutions in Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H