Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Nonton TV Dapat Merusak Otak

8 Oktober 2014   18:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:53 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Bagaimana reaksi anda jika tidak dapat memikirkan sesuatu padahal anda sangat membutuhkan ide pada saat tersebut? pernahkan anda berpikir bahwa otak anda bisa di kendalikan saat anda menonton tayangan televisi (TV). kalau anda tidak yakin, mari kita lihat bagaimana efek menonton TV dapat berakibat buruk dalam jangka panjang pada otak.

Beberapa hal yang saya paparkan disini murni hasil rangkuman pribadi setelah membaca beberapa sumber penting yang saya dapat dari beberapa website, kebanyakan merupakan hasil penelitian yang sumbernya dapat dipercaya. Saya pribadi memandang penting untuk menuliskan hal ini dan saya sengaja menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk membaca secara teliti sembari mengecek keabsahan sumber tulisan agar saya yakin yang saya tulis ini memang merupakan hasil penelitian atau setidaknya ditulis oleh para pakarnya.

Baiklah, saya tidak memperpanjang mukaddimah lagi dan langsung ke pokok pembahasan. Kenapa pada judul saya memakai kata "merusak"? karena secara tidak langsung kita jarang sekali mengkaji secara detail bagaimana keseringan menonton TV dapat melemahkan fungsi otak secara perlahan namun pasti.

Cara TV merubah fungsi kerja otak

Ketika informasi masuk ke otak melalui gambar yang kita lihat dari TV maka otak secara tidak sadar bekerja mengikuti pesan yang disampaikan oleh gambar. Kita yang masih awam berpikir bahwa otak hanya bekerja sebagi satu unit padahal kenyataannya tidak demikian. Paul Maclean seorang dokter dan peneliti pada tahun 1950 menyimpulkan bahwa otak manusia terbagi kedalam 3 bagian penting. menurutnya, otak berevolusi dan kemudian membentuk bagian lainnya yang ia sebut dengan "Triune brain model".

Disini saya tidak akan membahas secara detail karena terlalu panjang. Jadi, saya akan coba membahas secara ringkas saja. Bagian otak yang dasar (paling tua berdasarkan teori Maclean) disebut "the R-complex". R merupakan singkatan dari "Reptilian" karena fungsi bagian otak ini bekerja menyerupai reptil seperti kadal.  Ini adalah bagian otak yang berfungsi unutk hal-hal penting seperti bertahan hidup, bercinta, makan, dan menjaga diri. Di samping itu bagian otak ini juga mengatur denyut jantung, pernapasan di paru-paru dan pengaturan suhu tubuh.

Lantas, apa hubungannya dengan nonton TV. Baiklah, sekarang mari kita analisa secara lebih terperinci. Pada saat anda menonton TV maka image (gambar) yang anda lihat melalui mata akan di kirim ke otak dan kemudian baru di proses oleh otak. Karena yang kita lihat ini adalah gambar atau katakanlah vidio maka otak "reptilian" tidak akan membahasakan apa yang kita lihat namun ia hanya memahami gambar. Maka jangan heran ketika anda melihat iklan barang yang menurut anda menarik anda seakan terbius untuk memiliki atau membeli, ini disebabkan karena respon otak secara tidak sadar membentuk keputusan yang dilakukan secara tidak sadar juga sama halnya ketika seseorang dihipnotis maka otak bekerja dibawah alam sadar walau tubuh sebenarnya sadar (subconscious mind).

Bagian otak lainnya adalah "limbic system" yang bekerja berhubungan dengan emosi. Inilah bagian otak yang bisa membuat anda marah, senang,  sedih atau benci kepada orang lain. pesan-pesan yang di dapat oleh otak akan di hubungkan ke tempat penyimpanan (memory) yang kemudian penyimpanan ini akan meningkat dikala informasi yang diperoleh oleh otak ditampilkan secara emosional. sebagai contoh, jika anda menonton filem yang menampilkan aktor antagonis maka informasi yang diserap oleh otak akan membentuk persepsi bahwa sang aktor bersifat buruk, jahat, cuek, dll. Ini semua adalah hasil kerja otak yang memproyeksikan apa yang anda lihat yang bersifat emosional yang kemudian membentuk interpretasi menurut anda. Maka coba anda bayangkan bagaimana jika anak-anak yang otaknya belom bisa membedakan baik dan buruk sehari-hari menonton tanyangan TV yang buruk? sebagai orang dewasa mungkin anda sudah mengerti apa yang saya maksud buruk bukan? Inilah mengapa menjadi alasan dasar kenapa anak-anak tidak boleh bahkan sangat dilarang untuk menonton TV. karena informasi akan masuk ke otak dan disimpan ke memori yang pada akhirnya membentuk sebuah gambaran atau interpretasi tersendiri yang berakibat buruk bagi perkembangan otak.

Apakah anda tidak melihat bagaimana anak-anak sangat suka melihat filem kartun dan bahkan memiliki tokoh favorit mereka sendiri. Tahukah anda sebernanya ini adalah bagian dari fungsi "limbic system" yang bersifat emosinal sehingga sesuatu yang sudah dianggap asik atau menyenangkan akan secara otomatis dilakukan berulang-ulang. Kalau saja filem yang ditonton dapat memberikan nilai-nilai positif bagi si anak mungkin tidak masalah. Tapi bagaimana jika tokoh atau aktor favorit si anak adalah pemeran anatagonis seperti saya sebutkan di atas. Bukankah ini akan membentuk imajinasi sang anak untuk meniru dan tidak tertutup kemungkinan untuk di aplikasikan dalam hidupnya secara permanen. Anda mungkin bisa menganalisa sendiri tanyangan TV saat ini, banyak baik atau buruknya?

Bagian otak yang ketiga adalah "Neocortex" atau disebut juga "thinking brain". ini adalah bagian otak yang berfungsi mengontrol logika berpikir, berpikir kreatif dan bahasa. Ketika membaca artikel ini secara tidak sadar bagian "thinking brain" otak anda sedang bekerja, tanpanya mungkin anda tak bisa menyerap informasi.

Sayangnya, Seringkali "neocortex" di ambil alih atau dikontrol oleh "limbic system" sehingga banyak orang yang tidak bisa mengambil keputusan disaat yang tepat. Untuk lebih mudah coba anda perhatikan contoh ini. Jika anda bekerja di perusahaan dan suatu ketika bos anda memanggil anda dan memarahi anda di depan karyawan lain maka apa yang akan anda lakukan? jika anda emosi tentu anda akan membalas seketika atau melakukan hal bodoh lainnya, tapi jika anda bisa mengontrol emosi anda mungkin anda akan menerimanya karena kemungkinan itu salah anda. Intinya, keputusan itu berada di bagian "neocortext" namun kalau tidak bisa kontrok akan di ambil alih oleh "limic system". Maka jangan heran ketika anda melihat begitu banyak orang yang terkadang salah mengambil keputusan sehingga menyesal hanya karena tidak dapat mengatur emosi.

Contoh lain ketika ada seseorang yang mendahului mobil anda di jalan dan mengendarai mobil sangat cepat, tentu anda merasa jengkel. Rasa jengkel ini adalah hasil dari "limbic system" yang menerjemahkan apa yang anda lihat ke bentuk emosi. kalau saja anda mendahului "thnking brain" maka anda akan berpikir mungkin saja orang tersebut sedang terburu-buru atau dalam keadaan darurat sehingga anda tidak lekas marah.

Banyak sekali pesan-pesan buruk yang ada dalam tanyangan TV yang bisa membentuk daya pikir yang buruk pula di dalam otak. Iklan-iklan sengaja memakai aktor yang ganteng, cantik dan sexy agar menarik perhatian yang menonton. Coba saja anda perhatikan iklan makanan, rokok, ataupun produk tertentu, lihatlah aktor yang mereka pakai dan bagaimana iklan itu dikemas sebaik mungkin agar terlihat menarik. tayangan yang kita lihat ini akan secara tidak sadar masuk ke alam bawah sadar dan membentuk kesimpulan baru dan mengambil alih fungsi otak secara perlahan. Alhasil, berapa keuntungan dari iklan karena produk mereka laku keras di pasaran. Lantas, siapa yang semakin hari otaknya semakin bodoh dan perlahan menjadi lemah dan malas? siapakah yang rugi?

Analisa selama 30 tahun di Amerika menyimpulkan bahwa menonton TV hanya akan memberikan momen kesenangan sesaat namun sangat tidak baik untuk jangka panjang. Penelitian ini melibatkan data dari 30 ribu orang dewasa di Amerika. Artikel. Penelitian lain di Jepang  yang melibatkan sekitar 276 anak berusia 5 sampai 18 tahun menyimpulkan bahwa menonnton tv berlebihan mengakibatkan perubahan otak secara buruk. Penelitian ini menyebutkan terjadi perubahan pada bagian "frontal lobe" di otak yaitu bagian yang berfungsi mengontrol emosi dan juga berfungsi untuk membuat keputusan  seperti makan, minum dll.Artikel

Cara mengurangi efek kerusakan otak akibat TV

Beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai pengganti nonto TV sekaligus mengurangi kerusakan pada otak anda. Aktifitas simpel seperti membaca, olah raga, meditasi, atau belajar bahasa asing sangat dianjurkan guna mengurangi kecanduan pada TV. Tentu tidak mudah jika anda sudah terbiasa nonton TV, namun jika dilakukan secara teratur akan terbiasa.

1. baca buku

Bacalah buku minimal 30-1 jam setiap hari. Mulai dengan buku favorit anda agar lebih mudah. jika sudah menjadi hal rutin maka ini akan menjadi habit baru yang sangat baik unutk anda. membaca dapat memperbaiki fungsi kerja otak yang rusak karena menonton. Disisi lain, manfaat membaca juga tidak diragukan lagi, selain menambah wawasan membaca juga dapat menambah pembendaharaan kata di memori anda.

2. olah raga

Olah raga secara teratur sangatlah bagus untuk kesehatan. Aliran darah anda ke otak akan lebih lancar sehingga otak dapat bekerja maksimal dan bahkan lebih baik. lakukan minimal 30 menit setiap hari baik itu dengan berjalan, joging pagi atau latihan fisik lainnya.

3.meditasi

Meditasi juga alternatif lain yang bisa anda lakukan. Meditasi bermanfaat untuk membuat otak anda rilek dan membuat pikiran lebih terkontrol untuk mengatur emosi. carilah tempat yang nyaman atau bergabunglah dengan grup meditasi di area anda.

4. belajar bahasa asing

Belajar bahasa asing sudah terbukti secara ilmiah dapat membuat otak lebih sehat. Anda tak perlu kuatir, bahasa apa saja yang anda anggap menarik maka pelajarilah. Boleh bergabung di kursus atau secara otodidak (self-learning). dengan belajar bahasa baru otak anda akan terus bekerja dan tentunya akan semakin terasah karena selalu dipakai.

Batasi menonton TV hanya 1 atau 2 hari saja per minggu, selebihnya lakukan aktifitas yang melibatkan fisik seperti yang saya sebutkan di atas diatas.

jangan membiarkan anak di bawah 6 tahun menonton TV, kalau anda membiarkan sama saja anda membiarkan otaknya mengalami kecacatan dan tidak mampu berfungsi normal ketika mencapai umur dewasa.

Kalau anda tertarik membaca lebih dalam bagaimana fungsi otak, kunjungilah website dibawah ini:

http://www.eruptingmind.com/effects-of-tv-on-brain/

http://www.eruptingmind.com/beating-the-reptilian-brain/

http://curezone.com/upload/Blogs/eruptingmind/tv_references.txt

http://www.psychologytoday.com/blog/inner-source/201110/your-unhappy-brain-television

http://www.dailymail.co.uk/health/article-2537240/Children-watch-TV-damaged-brain-structures.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun