Indonesia kembali mencatat surplus neraca perdagangan, menunjukkan daya tahan ekonomi yang solid di tengah tantangan global.
Surplus sebesar 2,24 miliar USD pada Desember 2024 menunjukkan tren positif yang patut dipertahankan untuk langkah strategis di masa mendatang.
Ekspor nasional tumbuh 4,8% secara tahunan (yoy) menjadi 23,46 miliar USD, dengan sektor nonmigas mendominasi 93% ekspor tahunan dari keseluruhan.
Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan menunjukkan lonjakan signifikan hingga 63,2%. Sektor manufaktur juga mencatat pertumbuhan 12,2%.
Sedangkan sektor pertambangan mengalami penurunan tajam hingga 23,3%. Penurunan di sektor pertambangan menjadi alarm bagi pemerintah dan pelaku usaha untuk memahami pentingnya hilirisasi untuk bertahan di tengah fluktuasi global.
Di sisi lain, impor turut mencatat kenaikan 11,1% secara tahunan (yoy) menjadi 21,22 miliar USD, dengan sektor barang modal menjadi pendorong utama pertumbuhan signifikan sebesar 19,6%, pulih dari kontraksi 0,8% di bulan sebelumnya.
Barang konsumsi dan bahan mentah turut mencatat pertumbuhan masing-masing 12,4% dan 8,8%. Hal ini menunjukkan industri mulai meningkatkan kapasitas produksi, sebuah sinyal baik bagi investasi domestik dan meningkatkan surplus neraca perdagangan.
Baca juga: Dinamika Inflasi dan Optimisme Ekonomi 2025
Fluktuasi Harga Komoditas Global
Harga komoditas dunia mengalami volatilitas, dengan beberapa komoditas menunjukkan tren peningkatan pada Desember 2024, didorong oleh faktor musiman seperti musim dingin dan liburan akhir tahun.
Komoditas yang mengalami kenaikan diantaranya gas alam, minyak nabati, dan logam mulia. Pada sektor agrikultur mengalami peningkatan permintaan global sehingga terjadi lonjakan harga pada kopi, dan coklat.
Di sisi lain, beberapa bahan pangan seperti daging ayam, kedelai terus menerus menunjukkan tren penurunan harga. Serta beberapa komoditas lainnya menunjukkan kecenderungan harga yang stabil seperti batu bara, minyak mentah, pupuk, logam industri, serta beberapa hasil perkebunan seperti tembakau dan gula.
Indonesia dapat memanfaatkan momentum dinamika harga yang terjadi untuk mendorong ekspor komoditas unggulan dan membatasi ketergantungan pada komoditas yang memiliki kerentanan pada volatilitas harga global.
Beberapa agenda seperti hilirisasi industri, efisiensi distribusi komoditas, dan diversifikasi pasar ekspor dapat menjadi strategi utama untuk memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia.
Baca juga: Swasembada Energi: Kunci Transformasi Ekonomi Berkelanjutan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H