Mohon tunggu...
Masinjer2016
Masinjer2016 Mohon Tunggu... Lainnya - Masyarakat Indonesia di Jerman (masinjer)

Komunitas Masyarakat Indonesia yang berasal dari 16 negara bagian di Jerman

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Bersama Masinjer: Pasar Natal Stuttgart yang Ber-Green Energy

22 Desember 2023   17:36 Diperbarui: 25 Desember 2023   08:05 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak kenal maka tak sayang, bukan?

Kami, beberapa anggota Masinjer di Stuttgart yang punya waktu saat itu, menerobos malam yang dingin dan berangin untuk suatu kebersamaan karena bukankah kebahagiaan itu digapai dengan cara diciptakan?!  

Kami bertemu di salah satu restoran Asia yang terletak di Hauptstaetter Strasse, pusat kota Stuttgart.  Ide ini dianggap sangat baik karena hampir semua baru pulang kerja dan sebelum memulai acara jalan-jalan malam ke Weihnachtsmarkt atau pasar natal dalam udara yang dingin, tubuh perlu kekuatan dan makanan Asia adalah jawabannya meskipun di pasar natal itu tersedia banyak makanan dan minuman tetapi orang Indonesia tetap saja orang Indonesia yang menganggap roti, kentang goreng, dan sejenisnya seperti Snack".

Setelah menyelesaikan makanan malam maka kami memulai perjalanan ke pasar natal yang tempatnya sudah tidak jauh dari restoran, hanya melewati satu lampu lalu lintas dan menyeberang jalan maka sampailah kami di pasar natal.  

Pasar Natal adalah suatu tradisi dalam menyambut natal di Jerman dan Pasar Natal Stuttgart adalah salah satu yang terbesar dan tertua di Eropa, sudah berlangsung sejak 300 tahun yang lalu.  Sejarah mencatat, Pasar Natal Stuttgart ini disebutkan pertama kali dalam dokumen pada tahun 1692.  Namun, akarnya lebih jauh dari itu.  

Saat kami mulai memasuki area pasar natal, aroma khas natal menyambut kami.  Seperti wangi kayu manis dan vanili, apel panggang, crepes coklat, marzipan, Christstollen atau kue berempah.  Semuanya menyatu dan beterbangan di udara, membakar tungku kebahagiaan.   Berjejal dan berkelompok pengunjung di sana, bercakap-cakap, bersenda-gurau, dan ada yang berfoto-foto.  Suasana akrab dan kehangatan tercipta di sana-sini.

Kami pun larut dalam percakapan sambil menikmati pemandangan jualan di kios-kios kayu mungil dan cantik dengan atapnya yang yang didekorasi secara menarik, menampilkan fitur-fitur khas natal misalnya Santa Klaus dengan keretanya yang ditarik rusa-rusa kutub.

Kios-kios ini menawarkan makanan, cemilan, dan minuman.  Misalnya Gebrannte Mandeln (kacang almond berbalut gula), kue natal Lebkuchen dan Magenbrot (roti jahe), minuman anggur panas dan minuman sari buah berempah.  Ada juga kios yang menawarkan pernak-pernik khas natal misalnya Nussknacker (boneka kayu pemecah kacang), hiasan-hiasan untuk digantung di pohon natal, lilin dengan berbagai bentuk.  Juga terdapat kios yang menyediakan pakaian hangat dan kaos kaki berbahan wol.  

Bukan hanya itu, ada juga kios yang menjual ikan makarel asap.  Saat melewati kios itu, kami cukup tergoda untuk membeli tapi karena perut baru saja diisi maka niat itu dibatalkan, meskipun demikian dengan melihat dan mencium aromanya saja membuat kami teringat akan suasana jalanan pantai di Indonesia di waktu malam yang sering menyediakan hidangan ikan bakar.

Pasar natal ini telah menjadi magnet bagi wisatawan.  Ada sekitar 3,5 sampai 4 juta pengunjung setiap tahun yang datang ke tempat ini.  

Setelah kami melewati kios-kios kecil, kami masuk ke area terbuka di alun-alun kota atau halaman Schlossplatz.  Di musim semi sampai musim panas, halaman ini akan dihiasi dereten pepohonan dengan daun-daun hijau yang kemudian berubah warna menjadi keemasan di musim gugur, tapi di musim dingin pohon-pohon itu terlihat gundul dan tidak ada lagi taman-taman bunga yang bermekaran.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun