Mohon tunggu...
Masinjer2016
Masinjer2016 Mohon Tunggu... Lainnya - Masyarakat Indonesia di Jerman (masinjer)

Komunitas Masyarakat Indonesia yang berasal dari 16 negara bagian di Jerman

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Bersama Masinjer: Pasar Natal Stuttgart yang Ber-Green Energy

22 Desember 2023   17:36 Diperbarui: 25 Desember 2023   08:05 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stuttgart Roeslle, seekor kuda yang dikenal sebagai lambang kota Stuttgart (dok pribadi)


Stuttgart adalah kota yang berkomitmen terhadap penghematan energi dan listrik yang ramah lingkungan untuk menuju kota yang netral iklim pada tahun 2035.  Ini termaktub dalam agenda kota Stuttgart Klima-Fahrplan 2023.  Untuk tujuan tersebut maka berbagai tindakan diambil oleh pemerintah dan masyarakat termasuk penghematan dalam bidang listrik. (www.stuttgart.de)


Rutinitas sehari-hari membuat waktu cepat berlalu dan tak terasa membawa kita ke dalam suatu momen istimewa yaitu Natal yang dirayakan sebelum tahun 2023 ditutup.  Ada kerinduan di sana akan kedekatan dengan sahabat-sahabat dan keluarga, dekorasi istimewa, dan kenikmatan kuliner.  

[Mbak, ke pasar natal, yuk, dengan teman-teman Masinjer.]  

Bunyi pesan yang masuk dari Mbak Denina Boos, seorang Kompasianer Jerman yang juga adalah Ketua Perkumpulan Masyarakat Indonesia di Jerman (Masinjer). Mbak Denina adalah seorang Insinyur Tehnik Sipil yang sehari-hari bekerja di sebuah perusahaan kontraktor yang sedang menangani Mega proyek Stuttgart 21. 

Masinjer adalah perkumpulan yang dibentuk sebagai sarana untuk menjembatani informasi dua arah, Jerman-Indonesia, serta mempererat tali silaturahmi sesama masyarakat Indonesia di Jerman. Masinjer aktif dengan diskusi-diskusi seputar birokrasi atau saling tukar informasi tentang kehidupan di Jerman bagi yang berencana, baru datang ataupun sudah lama tinggal di Jerman.  

Perkumpulan ini juga aktif dengan pertemuan tahunan seperti Perayaan Hari Proklamasi, Ramadhan dan Natal.  Selain itu, Masinjer juga memiliki grup-grup kecil yang cukup aktif seperti divisi IPTEK, Masinjer Menulis dan Deutsch-Ecke. 

Deutsch-Ecke adalah program kursus Bahasa Jerman yang dilaksanakan secara daring oleh Volunteer atau pekerja sukarela yang juga anggota Masinjer.  Kegiatan pendampingan belajar bahasa Jerman ini sudah berlangsung selama 3 tahun terakhir dimana peserta dibatasi adalah orang Indonesia. Sejauh ini terdaftar dari berbagai negara.

Program IPTEK juga aktif mensosialisasi tentang hidup, bersekolah, dan bekerja di Jerman, pelaksanaannya secara online dan onsite misalnya pada beberapa universitas di Indonesia.  

Buku tentang hidup, bersekolah, dan bekerja di Jerman sudah diluncurkan pada bulan April 2022 lewat grup kecil Masinjer Menulis. Ini adalah buku yang ditulis oleh 21 Perempuan Masinjer.  Tahun depan, buku antologi kedua akan segera menyusul yaitu tentang "How I Met My Spouse"

Selain itu, ada program pengembangan diri dan motivasi dari Motivator Masinjer, Ibu Mina Mulia.  Ada banyak hal yang masih ingin terus diinovasikan oleh perkumpulan ini dalam dedikasinya kepada bangsa Indonesia meskipun hidup jauh di rantau.

Demikian sedikit perkenalan tentang Masinjer.

Tak kenal maka tak sayang, bukan?

Kami, beberapa anggota Masinjer di Stuttgart yang punya waktu saat itu, menerobos malam yang dingin dan berangin untuk suatu kebersamaan karena bukankah kebahagiaan itu digapai dengan cara diciptakan?!  

Kami bertemu di salah satu restoran Asia yang terletak di Hauptstaetter Strasse, pusat kota Stuttgart.  Ide ini dianggap sangat baik karena hampir semua baru pulang kerja dan sebelum memulai acara jalan-jalan malam ke Weihnachtsmarkt atau pasar natal dalam udara yang dingin, tubuh perlu kekuatan dan makanan Asia adalah jawabannya meskipun di pasar natal itu tersedia banyak makanan dan minuman tetapi orang Indonesia tetap saja orang Indonesia yang menganggap roti, kentang goreng, dan sejenisnya seperti Snack".

Setelah menyelesaikan makanan malam maka kami memulai perjalanan ke pasar natal yang tempatnya sudah tidak jauh dari restoran, hanya melewati satu lampu lalu lintas dan menyeberang jalan maka sampailah kami di pasar natal.  

Pasar Natal adalah suatu tradisi dalam menyambut natal di Jerman dan Pasar Natal Stuttgart adalah salah satu yang terbesar dan tertua di Eropa, sudah berlangsung sejak 300 tahun yang lalu.  Sejarah mencatat, Pasar Natal Stuttgart ini disebutkan pertama kali dalam dokumen pada tahun 1692.  Namun, akarnya lebih jauh dari itu.  

Saat kami mulai memasuki area pasar natal, aroma khas natal menyambut kami.  Seperti wangi kayu manis dan vanili, apel panggang, crepes coklat, marzipan, Christstollen atau kue berempah.  Semuanya menyatu dan beterbangan di udara, membakar tungku kebahagiaan.   Berjejal dan berkelompok pengunjung di sana, bercakap-cakap, bersenda-gurau, dan ada yang berfoto-foto.  Suasana akrab dan kehangatan tercipta di sana-sini.

Kami pun larut dalam percakapan sambil menikmati pemandangan jualan di kios-kios kayu mungil dan cantik dengan atapnya yang yang didekorasi secara menarik, menampilkan fitur-fitur khas natal misalnya Santa Klaus dengan keretanya yang ditarik rusa-rusa kutub.

Kios-kios ini menawarkan makanan, cemilan, dan minuman.  Misalnya Gebrannte Mandeln (kacang almond berbalut gula), kue natal Lebkuchen dan Magenbrot (roti jahe), minuman anggur panas dan minuman sari buah berempah.  Ada juga kios yang menawarkan pernak-pernik khas natal misalnya Nussknacker (boneka kayu pemecah kacang), hiasan-hiasan untuk digantung di pohon natal, lilin dengan berbagai bentuk.  Juga terdapat kios yang menyediakan pakaian hangat dan kaos kaki berbahan wol.  

Bukan hanya itu, ada juga kios yang menjual ikan makarel asap.  Saat melewati kios itu, kami cukup tergoda untuk membeli tapi karena perut baru saja diisi maka niat itu dibatalkan, meskipun demikian dengan melihat dan mencium aromanya saja membuat kami teringat akan suasana jalanan pantai di Indonesia di waktu malam yang sering menyediakan hidangan ikan bakar.

Pasar natal ini telah menjadi magnet bagi wisatawan.  Ada sekitar 3,5 sampai 4 juta pengunjung setiap tahun yang datang ke tempat ini.  

Setelah kami melewati kios-kios kecil, kami masuk ke area terbuka di alun-alun kota atau halaman Schlossplatz.  Di musim semi sampai musim panas, halaman ini akan dihiasi dereten pepohonan dengan daun-daun hijau yang kemudian berubah warna menjadi keemasan di musim gugur, tapi di musim dingin pohon-pohon itu terlihat gundul dan tidak ada lagi taman-taman bunga yang bermekaran.  

Sebagai gantinya, kami dihadiahkan oleh Pemerintah Kota dengan pemandangan Pohon Natal setinggi 24 meter dan kincir raksasa yang berkilauan beserta sembilan karya seni patung cahaya dengan lampu berwarna-warni yang  mewakili ikon wisata kota Stuttgart.  
Seperti di bawah ini:

UEFA EURO 2024 dengan patung seorang pesepakbola.  Tahun depan 2024, kota Stuttgart akan menjadi tempat berlangsungnya perhelatan dunia itu.

Dok pribadi 
Dok pribadi 


Mercedes 300SL Gullwing (Museum Mercedes Benz di Bad Cannstatt).  Mercedes 300SL Gullwing adalah mobil sport balap legendaris.

Dok pribadi
Dok pribadi


Porsche 911 (Museum Porsche).  Porsche 911 adalah mobil sport yang memesona yang sangat terkenal dengan sebutan Neunelfer".  

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Exotische Vielfalt, Gajah yang mewakili Wilhelma yaitu Kebun Binatang kota Stuttgart.

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Riesenrad atau kincir yang melambangkan Cannstatter Volkfest.

Dok Pribadi
Dok Pribadi


Weinglas atau gelas anggur sebagai simbol Desa Anggur Stuttgart

Dok Pribadi
Dok Pribadi


Fernsehturm atau menara televisi melambangkan Menara Televisi SWR Stuttgart

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Serta ada Grabkapelle yang adalah monumen cinta abadi yang melambangkan cinta antara Ratu Catherine dan Raja Wilhelm dari Wuerttemberg.


Sepertinya keindahan itu belumlah cukup karena terdengar juga alunan musik Saxofon dari beberapa pengeras suara yang ditempatkan di halaman itu.  Musik itu menghadirkan suasana romantis.  Jadi, kalau ingin mengunjungi tempat ini, diusulkan jangan sendiri, paling tidak bawa sahabat.

Bukan hanya di halaman alun-alun yang berkilauan, tapi juga pohon-pohon di sepanjang jalan Koenigstrasse yang sejumlah 110 pohon berhias dengan balutan kerlap-kerlip lampu berwarna hangat.  

Bagaimana cara untuk menghadirkan semarak Pasar Natal dan kota Glanzlichter Stuttgart" dengan pencahayaan aneka warna, tetapi tetap ramah lingkungan sesuai dengan progran agenda kota Klima Fahrplan menuju iklim netral tahun 2035?

Penggunaan kostrom atau pencahayaan hemat energi.  

Proyek Stadtwerke Stuttgart yaitu perusahaan energi kota Stuttgart yang telah memasok listrik ramah lingkungan ke kios-kios Pasar Natal dan seluruh dekorasi pencahayaan Glanzlichter Stuttgart" sejak tahun 2014.  

Lampu-lampu di pusat perbelanjaan (dok pribadi)
Lampu-lampu di pusat perbelanjaan (dok pribadi)

Pasar Natal Stuttgart (dok Pribadi)
Pasar Natal Stuttgart (dok Pribadi)


Beralih ke listrik ramah lingkungan memberi keuntungan penting yaitu tidak ada CO2 yang merusak iklim selama penggunaan listrik tersebut.  

Pencahayaan hanya menggunakan 500.000 LED. LED (Light Emitting Diode) adalah lampu yang hanya berukuran sekitar satu milimeter.  Ini masih sebagai pilihan terbaik dalam hal penerangan hemat energi.  Alasannya jelas.  LED tidak hanya memiliki masa pakai lama, namun juga sangat hemat energi karena konsumsi dayanya yang rendah.  Dibandingkan dengan lampu konvensional, lampu ini memerlukan listrik 80-90 % lebih sedikit dan digunakan lebih lama.  

Masih ingin kami berlama-lama menikmati kemeriahan yang disajikan juga masih banyak kios-kios yang belum sempat kami lewati tetapi karena hari sudah cukup larut dan esok hari semua harus beraktifitas maka acara jalan-jalan di pasar natal yang ber-energi- hijau ini ditutup dengan mengunjungi bangunan Piramida Natal yang terbuat dari kayu dan di dalamnya ada ruangan untuk bersantai, memandang kerlap-kerlip kota sambil mengecap minuman penghangat.

Kami pulang dengan rasa bahagia karena masih sempat bersama-sama dalam menikmati masa Advent dan menyambut Natal, sebelum menutup tahun 2023.

Masinjer Stuttgart (dok Pribadi) 
Masinjer Stuttgart (dok Pribadi) 

Tak lupa, Ketua Masinjer, Mbak Denina Boos mengucapkan "Selamat Natal 2023 dan Menyambut Tahun Baru 2024.  Semoga kedamaian akan hadir di hati dan aktivitas kita dan menyambut tahun baru dengan penuh pengharapan."

***

Referensi: www.glanzlichter-stuttgart.de

Stuttgart, 20 Desember 2023

Penulis: Meike Juliana Matthes

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun