Mohon tunggu...
Masyanda haniaputri
Masyanda haniaputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Masyanda hania

Masyanda hania Pisces

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Anger dan Fear

30 Oktober 2022   12:05 Diperbarui: 30 Oktober 2022   12:10 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Takut merupakan respons afektif terhadap ancaman yg akan segera terjadi (Delgado, Olsson, & Phelps, 2006; Ferrari, 1986). Keadaan emosi dasar misalnya rasa takut akan membentuk seperangkat stereotip yg sempit tanggapan yg sangat saling terkait & unik berdasarkan emosi lainnya. Pada bayi & anak-anak, rangkaian tanggapan ini termasuk ketakutan ekspresi diri wajah (misalnya, mengangkat alis & kelopak mata, lisan menganga terbuka), menangis atau negatif vokalisasi, perubahan fisiologis misalnya detak jantung yg dipercepat, & penghindaran perilaku (Izard, 2007).

*PEKEMBANGANFEAR PADA ANAK

Mengambil perspektif yg terakhir, muncul, buat mendeskripsikan perkembangan perilaku  ketakutan, beropini bahwa data perkembangan biasanya mendukung gagasan bahwa ketakutan merupakan sistem multikomponen yg membutuhkan langkah-langkah konvergen buat secara seksama mengenali. Memang, nir terdapat satu pun konduite yg ditemukan secara tangguh & niscaya memberitahuakn kehadiran rasa takut dalam spesies apapun (Marks, 1987), & penelitian sebelumnya hanya mendukung hubungan yg lemah antara konduite, fisiologis, &, dalam orang dewasa, berukuran laporan diri kategori emosi, termasuk ketakutan (Barrett, 2006; Lewis, Brooks, & Haviland, 1978).
Lang (1968) mengemukakan bahwa emosi termasuk ketakutan terdiri berdasarkan 3 respon utama:
sistem, termasuk perasaan subjektif & kognisi (respon ekspresi atau kognitif), konduite perubahan (penghindaran & efek negatif), & perubahan fisiologis. Dalam evaluasi ketakutan spesial yg didesain buat bayi & anak kecil, ketakutan acapkalikali dicermati menjadi profil tanggapan yg meliputi tindakan aktualisasi diri paras negatif (baik kehadiran & intensitas), perindikasi-perindikasi ketakutan tubuh (misalnya, tegang otot, beku, gemetar), respon kaget,vokalisasi kesusahan (misalnya, rewel, menangis), & mencoba melarikan diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun