klik untuk kunjungi blog pribadi saya
Kata Bapak dalam se seruput kopi,
"nak, dalam mencintai mereka yang memiliki emosi pasti mati."
"Bapak itu laki-laki yang paling hebat juga paling bodoh,"
kata ibu dalam irisan bawang terakhirnya
Ku pamit pergi,
mencari  apa yang harus ku temui
"Pak aku pergi mau berlatih menahan emosi."
pamitku pagi tadi.
Kakiku menyentuh duri di jalan
mulutku tersenyum
Ada air ludah terbang; mendarat di dahi
Ku senyumi lagi
Sampai di penghujung jalan
mataku melihat; kekasihku sedang memadu kasih
Kuambil pisau dari saku celana
lantas menusuk mereka tanpa jera.
Â
BACA PUISI SAYA YA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H