Mohon tunggu...
mas udit
mas udit Mohon Tunggu... www.wisanggeni.com -

pedagang internet, penulis lepas, pensiunan blogger akut, fans arsenal, doyan iseng mengutak atik sudut pandang, demen nulis yang nggak jelas

Selanjutnya

Tutup

Humor

Skenario Menginterogasi Penjahat Berdasar Tehnik Sinetron

19 Desember 2010   03:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:36 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kami berdua duduk di kantor atasan kami, bapak komisaris yang sedang membaca dengan serius laporan kami. Hanya bunyi lembaran kertas yang dibalik, sementara partnerku sibuk dengan senjatanya dan aku menatap wajah Komisaris yang memiliki tutup mata satu ala bajak laut. Dia selalu mengatakan bahwa luka pada mata kanannya diperolehnya sewaktu dia masih prajurit rendahan di Vietnam, namun berdasar deduksi sempurnaku bahwa; (a) komisaris orang indonesia dan bukan warga negara USA, dan (b) komisaris menderita bintil kronis, dan (c) komisaris fans berat One Piece dan Pirates of Caribbean, menyebabkan setiap komisaris mengulangi  cerita itu aku selalu meletakkan semua yang aku kerjakan dan mengumpulkan semua nafas di perutku dan berteriak dengan nafsu seubun-ubun "BULLSHIT" di kuping kanannya.

"Jadi pada akhirnya kalian memperoleh pengakuan Bapak Dahon, lengkap dengan hasil tes DNA, tes urin, tes darah, berikut hasil tes psikologis yang menunjukkan bahwa dia menderita gangguan jiwa.Hebatnya kalian juga mendapat sampel semen berikut hasil tes kesuburan dia. Hasil yang luar biasa." kata pak komisaris sambil menghembuskan asap cerutunya.

Partnerku hanya mendengus dan meneruskan mengisi senjatanya.

"Bagaimana kalian melakukannya, anak-anak?" tanyanya lagi setelah menghembuskan asap cerutunya.

"Arnold yang melakukannya pak. Dia bersumpah serapah didepan wajah Bapak GM Dahon selama 53 menit nonstop dan entah kenapa itu membuat Pak Dahon mengakui semuanya, termasuk semua cicilan kredit rumah dan kendaraan yang dia pakai."

"Kalau begitu aku punya kerjaan buat kalian, anak-anak." katanya sambil menghembuskan asap cerutunya.

Aku dan Arnold menatap Pak Komisaris dalam diam, menanti perkataan yang akan keluar dari bibir jontornya.

Pak Komisaris menghembuskan asap cerutunya perlahan dan aku memandang asap itu. Kebiruan pucat, menari lembut diawang-awang dengan aroma yang perlahan mengabur. Itu membuatku teringat, entah kenapa setiap komisaris bicara bibirnya selalu menghembuskan asap cerutu, padahal dia sedang nggak merokok. Akhirnya Komisaris memecah  keheningan ini, dan berucap dengan perlahan,

"Dahon yang dimaksud bukan Dahon mobil, tapi motor."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun