Kami berdua duduk di kantor atasan kami, bapak komisaris yang sedang membaca dengan serius laporan kami. Hanya bunyi lembaran kertas yang dibalik, sementara partnerku sibuk dengan senjatanya dan aku menatap wajah Komisaris yang memiliki tutup mata satu ala bajak laut. Dia selalu mengatakan bahwa luka pada mata kanannya diperolehnya sewaktu dia masih prajurit rendahan di Vietnam, namun berdasar deduksi sempurnaku bahwa; (a) komisaris orang indonesia dan bukan warga negara USA, dan (b) komisaris menderita bintil kronis, dan (c) komisaris fans berat One Piece dan Pirates of Caribbean, menyebabkan setiap komisaris mengulangi cerita itu aku selalu meletakkan semua yang aku kerjakan dan mengumpulkan semua nafas di perutku dan berteriak dengan nafsu seubun-ubun "BULLSHIT" di kuping kanannya.
"Jadi pada akhirnya kalian memperoleh pengakuan Bapak Dahon, lengkap dengan hasil tes DNA, tes urin, tes darah, berikut hasil tes psikologis yang menunjukkan bahwa dia menderita gangguan jiwa.Hebatnya kalian juga mendapat sampel semen berikut hasil tes kesuburan dia. Hasil yang luar biasa." kata pak komisaris sambil menghembuskan asap cerutunya.
Partnerku hanya mendengus dan meneruskan mengisi senjatanya.
"Bagaimana kalian melakukannya, anak-anak?" tanyanya lagi setelah menghembuskan asap cerutunya.
"Arnold yang melakukannya pak. Dia bersumpah serapah didepan wajah Bapak GM Dahon selama 53 menit nonstop dan entah kenapa itu membuat Pak Dahon mengakui semuanya, termasuk semua cicilan kredit rumah dan kendaraan yang dia pakai."
"Kalau begitu aku punya kerjaan buat kalian, anak-anak." katanya sambil menghembuskan asap cerutunya.
Aku dan Arnold menatap Pak Komisaris dalam diam, menanti perkataan yang akan keluar dari bibir jontornya.
Pak Komisaris menghembuskan asap cerutunya perlahan dan aku memandang asap itu. Kebiruan pucat, menari lembut diawang-awang dengan aroma yang perlahan mengabur. Itu membuatku teringat, entah kenapa setiap komisaris bicara bibirnya selalu menghembuskan asap cerutu, padahal dia sedang nggak merokok. Akhirnya Komisaris memecah keheningan ini, dan berucap dengan perlahan,
"Dahon yang dimaksud bukan Dahon mobil, tapi motor."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H