Apa yang istimewa dari setongkol jagung? Pada umumnya orang cenderung menyukai jagung dari rasanya. Jagung manis, apalagi hangat dengan variasi rasa.Â
Selain direbus, jagung manis dapat pula dibakar atau dijadikan bahan makanan lainnya. Bahkan sekarang ini inovasi makanan dari jagung semakin menarik. Misalnya jasuke, jagung yang dipadu dengan susu dan keju.Â
Tetapi kita tidak sedang membicarakan tentang makanan. Dari setongkol jagung dapat kita ambil sebuah pelajaran. Kesabaran, hal yang sangat sulit kita biasakan dalam diri kita.Â
Orang-orang di zaman dulu, mereka sangat sabar dalam memperlakukan tanaman jagung. Baik ketika masih proses menanam, hingga memanennya.Â
Satu persatu jagung hasil panen dikupas dengan tangan, kemudian dijemur, dan dipisahkan setiap bijinya hingga terpisah dari tongkolnya.Â
Sangat sederhana. Semua masih tradisional, sehingga membutuhkan waktu yang lama. Mereka sangat sabar untuk menghasilkan kualitas jagung terbaik.Â
Semakin maju perkembangan zaman, teknologi pun semakin melaju ke depan. Bagaimana dengan perlakuan orang-orang terhadap tanaman satu ini?Â
Ketika kesabaran sudah semakin luntur, mereka pun maunya cepet-cepetan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Berbagai teknologi dikembangkan. Baik mulai menyiapkan bibit, menanam, hingga memanen. Prosesnya pun serba mesin dan tidak membutuhkan waktu berbulan-bulan.Â
Setongkol jagung juga dapat dijadikan pelajaran. Bagi orang tua yang memiliki lebih dari satu anak. Seringkali dari salah satu anaknya membuat mereka kecewa. Ada yang mengatakan jika si anak tersebut berbeda dengan saudara kandung yang lainnya.Â
Orang tua menjadi kurang sabar menghadapi berbagai perbedaan pada diri anak-anak. Pendidikan yang mereka terapkan seakan percuma.Â
Kesabaran orang tua kadangkala berkurang karena kurang paham dengan kondisi dan kemauan anak-anak sekarang. Salah asuh mungkin saja terjadi.Â
Kita seharusnya sadar. Bahwa dalam setongkol jagung pastilah ada beberapa perbedaan. Entah ukurannya, bentuk, maupun warnanya. Begitu juga dengan manusia. Tentang kita dan anak-anak kita. Maka marilah kita belajar bersabar. Menata hati mewujudkan keluarga kita yang sesuai dengan cita-cita kita. Bahwa setiap anak adalah istimewa.Â
Baiti jannati, sebuah rumah yang dihiasi dengan para calon penghuni surga.Â
24 Mei 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H